Di mata tetangga, Harry sehari-hari dikenal warga sebagai orang tertutup. Jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.
“Kalau ditegur biasanya acuh. Orangnya seperti ada gangguan, kalau bicara suka enggak nyambung,” tutur RD, salah seorang warga.
Sejak kecil, Harry memang tinggal di kawasan tersebut. Namun pasca-lulus sekolah menengah pertama ia pindah ke Jakarta.
“Sempat sekolah di Jakarta. Balik ke sini sekitar 8 tahun lalu,” katanya.
Harry merupakan orang yang bisa dibilang berkecukupan. “Dari kecil manja dan dikekang,” katanya.
Heri, kata warga, sedari dulu diduga kerap memakai narkoba dan mabuk minuman keras.
“Sempat masuk penjara 5 tahun kasus narkoba,” katanya.
Usai tersandung narkoba, Harry ditinggalkan istri dan anaknya. Pasca-melewati beragam masalah tersebut, kehidupan Harry disebut mulai tak jelas.
Rumah Harry di kawasan tersebut didiami oleh wakar setempat bernama Kandar beserta istri dan anaknya.
“Kami disuruh oleh ketua RT setempat untuk membersihkan dan mendiami rumah ini selama Heri dalam penjara,” katanya.
Namun setelah keluar dari penjara, Harry sendiri, kata Kandar, jarang pulang ke rumah.
“Pulang sebentar-sebentar saja habis itu keluar lagi,” katanya.
Menurut Kandar, Harry memang kerap pulang dalam keadaan mabuk minuman keras.
“Orangnya kalau ada duit biasanya beli minuman keras,” katanya.
Atas kejadian tersebut, Kandar sekeluarga sangat terkejut. “Kami tidak menyangka,” katanya.