bakabar.com, JAKARTA – Tak ada yang tahu pasti bagaimanavirus coronabaru bermula. Seketika sajamewabah, dari Wuhan di China hingga lintas benua ke sejumlah negara.
Sejak 21.00 WIB, Jumat 7 Februari 2010, sudah ada 31.523 kasus yang terkonfirmasi, dengan 638 orang meninggal, dan 1.764 pulih.
Sebuah pasar di Wuhan pun ‘tersangka’. Yakni Pasar Grosir Makanan Laut Huanan, yang ternyata tak hanya menjual hasil tangkapan nelayan, tapi juga daging, ayam, kelelawar, ular, kelinci, tikus, dan hewan liar lainnya. Dalam kondisi hidup dan mati. Salah satu pelanggannya, pria berusia 61 tahun, menjadi orang pertama yang meninggal dunia akibat virus corona baru itu.
Hasil riset sementara menyebut penyebaran virus corona baru 2019-nCoV diduga bersumber dari kelelawar atau ular. Bahkan trenggiling (pangolin) diduga sebagai perantara, demikian hasil riset South China Agricultural University seperti dikutip dariXinhua.
Untuk mendapatkan titik terang terkait Virus Corona (2019-nCoV), berikut wawancara Liputan6.com yang dilansir bakabar.com dari ahli mikrobiologi dariLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra.
Ia menjelaskan,virus coronabaru, atau disebut juganovel coronavirus memiliki tingkat penyebaran yang jauh lebih tinggi dibandingkan SARS. Itu yang memicu kekhawatiran. Namun, untungnya, sejauh ini tingkat kematian yang diakibatkannya relatif rendah.
"SARSfatality-nya adarangesekitar 9-15 persen, kalau yang novel coronavirus ini sekitar masih di bawah 3 persen, tapi ini terus berkembang terus," ungkap Sugiyono.
"Tapi satu hal bahwa novel coronavirus ini memilikireproduction numberyang tinggi, artinya kecepatan penyebarannya lebih tinggi dari SARS," lanjut dia.
Sebagai salah satu yang terdepan dalam memastikan kesiapan Tanah Air menghadapi potensi wabah,LIPI memiliki fasilitas bertaraf internasional. Laboratorium Biosafety Level 3 (BSL-3) yang dimilikinya mampu meneliti virus corona, meski hingga saat ini belum ada sampel untuk diteliti. Virus itu belum masuk ke Indonesia, dan semoga tidak akan ditemukan.(lip6)
Baca Juga: China: Arsitek RS Virus Corona Kelahiran Indonesia
Baca Juga: Efek Corona: Rupiah Menguat, Yuan Melemah
Editor: Syarif