bakabar.com, BARABAI - Sainah, ibu mendiang Latifah (31) masih larut dalam duka. Ia dan keluarga sama sekali tak menduga Latifah bakal bernasib tragis, dibunuh putra istri tua seorang pembakal atau kepala desa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Bahkan Sainah tak yakin hanya R pelaku pembunuh sadis anaknya. R, ujar Sainah, bukan satu-satunya pelaku yang harus ditetapkan sebagai tersangka.
“Saya hanya bisa berharap kepada pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini. Saya tak rela jika ada yang bebas,” ucap Sainah ketir kepada bakabar.com, Juamt (18/9).
Alasan R membunuh lantaran sakit hati karena ibu kandungnya dihina tak ditepis Sainah.
Hanya saja perlakuan itu dianggap tak sebanding dengan nyawa anaknya, apalagi dalam keadaan hamil tua.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Cekcok antara si istri tua pembakal dengan Latifah, kata Sainah, tidak hanya satu kali. Bahkan Latifah lebih sering mendapat bullying.
“Latifah curhat sering dimaki istri tua pembakal. Dikata-katain pelakor hingga pelacur. Tak sekali dua kali ada ancaman kepada Latifah, seperti anaknya dalam kandungan tak akan selamat. Namun, hal itu tak digubris. Latifah diam saja,” terang Sainah.
Alasan itulah yang awalnya membuat Latifah ingin mengakhiri hubungan siri sejak 2019 lalu dengan pembakal di Patikalain, Kecamatan Hantakan, HST ini.
“Selama aku mengandung hingga aku melahirkan, sampai 40 hari kemudian minta (pembakal) untuk membiayai, begitu Latifah berkata-kata,” cerita Sainah.
Pembunuhan Istri Muda Pembakal HST, Polisi Dalami Pelaku Lain
Seharusnya, lanjut Sainah, kejadian seperti itu bisa dibicarakan baik-baik, ada solusi tanpa membunuh atau menghilangkan nyawa.
“Sakit hati saya. Saya harap tersangka dihukum seberat-beratnya,” kata Sainah.
Sainah kembali menceritakan kabar dari Latifah sebelum ditemukan tewas.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
"Pertama, Kamis (10/9), R datang bersama pembakal. Keesokan harinya, pada sore hari datang lagi namun bersama keponakan pembakal. Ada masalah atau tidak ada masalah, ini cerita Latifah,” kata Sainah.
Sebelumnya, kematian Latifah istri muda pembakal di Patikalain menjadi misteri. Ironisnya Latifah yang tengah hamil 9 bulan ini ditemukan bersimbah darah di dapur rumah sendiri di Jalan Lingkar Walangsi-Kapar Desa Banua Binjai, Hulu Sungai Tengah (HST), Sabtu (12/9) pukul 12.59.
Anak dari istri tua pembakal, R yang masih duduk di bangku SMA Kelas 1 ditetapkan tersangka pada Rabu 16 September.
Dia ditetapkan tersangka usai menyerahkan diri ke Mapolsek Hantakan. Penyerahan diri R dilakukan sendiri oleh ayahnya atau pembakal setelah mendapat pengakuan dari anaknya ini.
Berdasarkan penyidikan, motif R melakukan pembunuhan lantaran sakit hati. Dia pun akhirnya gelap mata.
“R sakit hati karena korban yang merupakan ibu tirinya (Latifah atau istri muda pembakal) ini menghina ibu kandungnya (istri tua pembakal),” kata Kasat Reskrim Polres HST, AKP Dani Sulistiono pada bakabar.com, Kamis (17/9) sore.
Dia dijerat Pasal 338 KUHP. R diancam hukuman pidana penjara 15 tahun setelah dianggap sengaja menghilangkan nyawa Latifah.
Lantas apakah ada pelaku lain dalam kematian Latifah? Ataukah ada otak pelaku lain dalam pembunuhan kejam terhadap Latifah?
Kematian Latifah pun masih jadi tanda tanya. Sekalipun polisi telah memeriksa saksi, dari banyak keluarga yang kemungkinan terlibat.
“Sementara belum tergambar. Penyidikan masih berjalan. Semua kemungkinan ada, seiring penydikan lebih lanjut ini,” kata AKP Dani.
Lalu bagaimana dengan hasil visum? Kata AKP Dani, visum belum juga diterimanya dari RSUD H Damanhuri Barabai.
“Nanti dari hasil visum terlihat. Bagaimana sebenarnya pembunuhan ini,” terang AKP Dani.
Mengenang Mendiang Latifah
Jumat (18/9) pagi, keluarga menyiapkan kegiatan keagamaan mengenang mendiang Latifah. Di depan rumah keluarga dan warga dekat di Desa Banua Batung-Buntar Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah terlihat bergotong-royong.
Sementara Sainah terlihat lesu, suaranya rada beralun-alun dengan nada terbata-bata.
Sainah masih berduka, mengingat anak semata wayangnya meninggal secara mengenaskan, Sabtu (12/9) siang di dapur rumahnya sendiri di Jalan Lingkar Walangsi-Kapar Desa Banua Binjai, Hulu Sungai Tengah (HST).