Tak Berkategori

MIS Terpuruk, Diduga Akibat Gejolak Internal Yayasan Masa Lalu

apahabar.com, BANJARMASIN – Kondisi memprihatinkan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Musyawarah Mufakat yang berada di Kelurahan Gedang,…

Featured-Image
Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Musyawarah Mufakat di Kelurahan Kampung Gadang, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Foto-apahabar.com/Muhammad Robbi

bakabar.com, BANJARMASIN – Kondisi memprihatinkan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Musyawarah Mufakat yang berada di Kelurahan Gedang, Kecamatan Banjarmasin Tengah tak lepas dari konflik masa lalu di internal yayasan.

Usut punya usut, keterpurukan MIS ditengarai akibat ketidakharmonisan antara sekolah dan pihak yayasan kala itu. Pihak sekolah kala itu dinilai tidak transparan dalam mengelola anggaran.

Baca Juga:Madrasah Ibtidaiyah Musyawarah, Mati Segan Hidup Tak Mau

“Kala itu tak ada sikap transparan dalam pengelolaan anggaran. Padahal, anggaran saat itu cukup untuk membangun infrastruktur,” ucap Kepala Madrasah Ibtidaiyah Swasta Musyawarah Mufakat, Sirrajudin kepada bakabar.com, Kamis (21/2/2019).

Alih-alih memperbaiki hubungan keduanya, Kepala Madrasah periode itu, malah memilih mengundurkan diri sebagai pimpinan tertinggi. Nahasnya, kata Sirrajudin, laporan yang diserahkan memiliki indikasi penyimpangan penggunaan anggaran.

Padahal, pada 2009, sekolah mendapatkan dana Rp208 juta. Sayangnya tak dialokasikan dengan benar.”Kita memang memulai kembali dari awal,” cetusnya

Bahkan sebagian dokumen, tambah Sirrajudin, sempat hilang. Untungnya, ia bersama dewan guru secepatnya membuat dokumen tersebut. Syukurnya, dokumen seperti riwayat sekolah dan akta notaris sudah dalam genggaman. Kedepan, ia akan membuat sertifikat. Dengan tujuan agar mudah mengusulkan anggaran dan sebagainya.

Bak benang kusut di masa lalu, membuat pihak sekolah kian merongkak untuk melangkah kedepan. Alhasil, infrastruktur dan fasilitas pendukung Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dinilai belum memadai.

Baca Juga:Viral, Madrasah Jadi Tempat Judi dan Miras di Banjarmasin, Murid pun Diajak!

Lantai yang berlubang, dinding penuh coretan, plafon mulai runtuh dan tak adanya lapangan untuk apel, dinilai sebagai wujud kegagalan di masa lalu dalam mengelola sebuah yayasan.

“Untuk KBM saja, kita masih menggunakan kapur,” cetusnya.

Sebagai seorang Kepala Madrasah, cita-citanya tak amat besar, yakni hanya ingin membangun pagar sekolah dan membuat lapangan agar mendukung apel seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya.

“Namun secara kurikulum, kita mengikuti Pemerintah. Dengan menerapkan Kurikulum 2013 dengan sistem tematik,” tutupnya.

Reporter: Muhammad Robby
Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner