bakabar.com, MARABAHAN – Di balik bentuk yang unik, terdapat alasan kuat dibalik pembudidayaan bunga telang di Desa Danda Jaya, Kecamatan Rantau Badauh.
Telang memang tidak sepopuler mawar, melati atau anggrek. Pun ketika orang dewasa melihat bentuk bunga ini, besar kemungkinan membuat mereka tersenyum.
Memiliki nama latin clitoria, telang memang berbentuk mirip organ intim wanita. Ketika sedang mekar, bunga ini berwarna ungu dan gradasi putih di bagian tengah.
Namun bukan bentuk yang menyebabkan bunga ini mulai dibudidayakan di Danda Jaya. Tidak hanya bunga, bahkan akar dan daun telang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Melalui layar televisi, Hatni tertarik membudidayakan bunga telang di Desa Danda Jaya. Foto: Istimewa
“Pertama kali melihat telang dari tayangan televisi. Selanjutnya saya mulai mencari penjual kacang telang melalui internet,” papar Hatni, petani pembudidaya telang di Danda Jaya.
“Hal penting dari telang adalah manfaat untuk kesehatan dan pengobatan. Sulit disebut satu-satu, karena bunga, daun, akar dan kacang telang semuanya bermanfaat,” imbuhnya.
Menukil dari sariagri.com, daun dan bunga telang ternyata membantu meredakan sakit kepala dan mengobati beberapa penyakit mata.
Kemudian kacang telah diklaim berkhasiat menghitamkan dan menyuburkan rambut. Sedangkan daun saja, bisa dijadikan obat bisul dan jerawat.
Selanjutnya perpaduan bunga dan kacang telang dapat mengobati beberapa penyakit di area mulut. Kalau bunga dan akar telang disatukan, kerap digunakan untuk memperbaiki masa haid.
Akar telang pun biasa digunakan untuk melancarkan buang air kecil. Sedangkan kacang telang dapat dijadikan obat pencuci perut untuk memudahkan buang air besar.
Bahkan air rendaman dari bunga telang diklaim dapat mengurangi insomnia, “Makanya setelah mendapat kacang telang dari Riau, saya tidak menggunakan banyak tanah dalam polybag,” jelas Hatni.
“Saya menggunakan arang sekam, supaya akar telang lebih mudah dibersihkan. Apalagi untuk penyakit tertentu, sepohonan yang direbus,” sambungnya.
Sembari mengolah anakan, Hatni mulai memasarkan teh bunga telang yang dijual seharga Rp10.000 per bungkus.
Untuk membuat teh tersebut, bunga telang dijemur dalam ruangan. Kemudian agar tidak cepat membusuk, bunga telang dipanaskan dalam oven.
“Semula hanya untuk konsumsi sendiri. Kemudian beberapa warga mulai tertarik mengonsumsi, setelah mengetahui manfaat bunga telang,” tandas Hatni.
