Bom Astana Anyar

Minta Usut Tuntas Peristiwa Astana Anyar, Pimpinan MPR: Jangan Kecolongan Lagi

Polisi harus melibatkan masyarakat, tokoh masyarakat dan tokoh adat dalam menjaga keamanan di semua wilayah Indonesia.

Featured-Image
Ilustrasi ledakan bom. Foto-net

apahabar, JAKARTA - ​​​​​​Pencegahan perilaku teror yang menjamin keamanan masyarakat tidak bisa dilakukan sendiri oleh aparat kepolisian. Perlu adanya sinergi antara aparat keamanan, tokoh masyarakat

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan, menanggapi soal peristiwa bom bunuh diri Polsek Astana Anyar, Bandung, Rabu (7/12) melansir Antara.

Syarief  meminta pemerintah melakukan upaya-upaya pencegahan agar kejadian serupa ledakan bom bunuh diri di Markas Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, tidak terulang kembali.

Dalam melakukan upaya pencegahan tersebut, pemerintah harus melibatkan berbagai unsur masyarakat, mulai dari aparat penegak hukum, tokoh masyarakat, tokoh agama hingga tokoh adat.

"Kejadian seperti ini telah beberapa kali terulang dan pemerintah perlu mengambil langkah strategis mencegah kejadian ini berulang kembali," kata Syarief dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Syarief menyebut peristiwa ledakan bom, seperti bom bunuh diri di Markas Polsek Astana Anyar, dapat mengganggu aktivitas masyarakat yang berdampak pula terhadap berbagai lini kehidupan.

Untuk itu, jajaran kepolisian melakukan penyelidikan dan mengusut tuntas kasus bom bunuh diri tersebut sehingga peristiwa serupa tidak kembali terulang di Indonesia.

"Kejadian seperti ini harus diusut tuntas dan kita tidak boleh kecolongan lagi," ucapnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk bijaksana dan tidak terprovokasi atas peristiwa bom bunuh diri di Markas Polsek Astanaanyar pada Rabu pagi.

"Kearifan dalam melihat kejadian ini sangat penting sebab itulah kunci dalam mewujudkan kedamaian di Indonesia. Saya berharap kita tidak terprovokasi, tidak menyebarkan berita yang belum jelas dan kita harus bersatu padu mewujudkan keamanan di masyarakat," tuturnya.

Syarief juga menyampaikan keprihatinan dan duka cita atas jatuhnya korban jiwa maupun korban luka-luka dari insiden bom bunuh diri di Markas Polsek Astanaanyar.

"Keluarga korban dapat dikuatkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan semoga mereka yang sedang dirawat dapat segera pulih kembali," kata Syarief.

Kapolda Jawa Barat Irjen Polisi Suntana menyatakan ada 11 korban akibat bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, pukul 08.20 WIB.

Dari 11 orang itu, satu anggota polisi tewas akibat bom, sedangkan 10 orang lainnya mengalami luka-luka.

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar teridentifikasi bernama Agus Sujarno atau Agus Muslim yang pernah ditangkap karena terlibat peristiwa bom Cicendo pada tahun 2017.

Editor


Komentar
Banner
Banner