Milia

Milia, Bintik Kecil Tak Berbahaya tapi Mengganggu Penampilan

Bintik kecil pada wajah? Bisa jadi itu Milia. Sebuah kista tidak berbahaya namun mengganggu penampilan.

Featured-Image
Mengenal Milia, penyebab, jenis dan cara pengobatan. Foto: glamourmagazine

bakabar.com, JAKARTA - Bintik kecil pada wajah? Bisa jadi itu Milia. Sebuah kista tidak berbahaya namun mengganggu penampilan. Begini penyebab dan mengatasinya.

Milia adalah kondisi kulit yang menyebabkan benjolan kecil (kista epidermoid) di bawah permukaan kulit berwarna putih atau kuning. Tak hanya orang dewasa, sekitar 40% hingga 50% bayi baru lahir menderita milia.

Milia merupakan kondisi kulit yang tidak berbahaya, dan tidak memerlukan pengobatan yang serius, karena dapat hilang dengan sendirinya selama beberapa minggu.

Walau tidak memiliki rasa gatal atau kondisi serius, namun menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian orang. Milia biasa ditemukan di wajah, bibir, kelopak mata dan pipi. Tidak menutup kemungkinan pada bagian tubuh lainnya.

Penyebab Milia

Melansir Healthline, belum diketahui penyebab milia terjadi pada bayi. Kondisi ini sering disalah artikan karena homon dari ibu. Namun jerawat pada bayi berbeda dengan miia, karena tidak menyebabkan peradangan.

Baca Juga: Kulit Terbakar Sinar Matahari? Begini Cara Mengobatinya

Pada orang dewasa milia sering dikaitkan dengan kerusakan pada kulit, diantaranya:
- Kerusakan pada kulit akibat cedera atau paparan sinar matahari
- Penggunaan krim atau salep steroid jangka panjang
- Gejala dari kondisi genetik
- Respon autoimun

Milia dapat berkembang jika kulit kehilangan kemampuan alami untuk melakukan eksfoliasi, serta biasanya terjadi akibat dari penuaan.

Tipe-tipe Milia

Mengenal penyebab dan mengatasi Milia. Foto: Shutterstoc
Mengenal penyebab dan mengatasi Milia. Foto: Shutterstoc

Milia diklasifikasikan berdasarkan usia atau perkembangan pada kista tersebut. Jenis-jenis ini dibedakan dalam kategori primer dan sekunder.

Milia primer terbentuk langsung dari keratin yang terjebak pada kulit, biasa terdapat pada bayi atau orang dewasa. Sedangkan sekunder terjadi karena kondisi kulit yang tersumbat, seperti setelah cedera, luka bakar atau melepuh.

Neonatal milia dianggap milia primer. Berkembang pada bayi baru lahir, dan hilang dalam beberapa minggu. Biasanya terlihat di wajah, kulit kepala dan tubuh bagian atas.

Milia primer pada anak-anak dan orang dewasa, biasa ditemukan di sekitar kelopak mata, dahi dan pada alat kelamin. Mungkin hilang dalam beberapa minggu atau bulan.

Baca Juga: Jangan Asal Memencet Jerawat, Bisa Bikin Kulit Wajah Rusak

Milia en plaque, kondisi ini umumnya dikatikan dengan kelainan kulit genetik atau autoimun, seperti discoid lupus atau lichen planus. Terdapat di kelopak mata, telingi, pipi dan rahang. Biasanya terjadi pada wanita paruh baya.

Milia eruptive multiple, milia jenis ini kerap disertai rasa gatal, biasa muncul di wajah, lengan atas dan badan. Sering muncul dalam waktu tertentu, beberapa minggu hingga bulan.

Milia Traumatis, jenis ini terjadi saat cedera pada kulit. Seperti luka bakar dan ruam. Dapat membuat iritasi sehingga memerah di bagian tepi dan putih di bagian tengah.

Mengobati dan Mengatasi Milia

Tren Kecantikan Skinimalism Skincare Minimalis - apahabar
Tips Mengatasi Milia di wajah. Foto: dok. Freepik

Sebenarnya tidak ada pengobatan khusus untuk milia, mereka biasanya akan hilang dalam beberapa minggu atau bulan.

Untuk orang dewasa, milia dapat diobati dengan melakukan exfoliasi kulit dan memfokuskan pada bagian milia. Biasanya mencari exfoliasi dengan bahan dasar salicylic acid, citric acid, atau glycolic acid.

Selain itu penggunaan sunscreen diketahui dapat membantu mencegah milia terjadi, karena melindungi kulit dari terpaan sinar matahari.

Tidak memencet, menggaruk, atau mencabut milia dengan tangan kotor dan tidak steril. Karena dapat memperburuk kondisi kulit.

Jika merasa milia makin mengganggu, dapat berkonsultasi dengan dokter kulit untuk melakukan laser guna menghilangkan milia tersebut.

Editor


Komentar
Banner
Banner