bakabar.com, BANJARBARU - Meski berada di musim kemarau, Kalimantan Selatan masih berpotensi diguyur hujan. Kendati demikian, titik panas masih terpantau di sejumlah wilayah.
“Saat ini memang sudah masuk musim kemarau, namun musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan,” ujar Shaaim forecaster prakirawan BMKG kepadabakabar.com, Selasa (20/8/2019) siang.
Diketahui pada 14 hingga 16 Agustus yang lalu, terjadi intrusi masa udara kering di belahan bumi selatan (BBS) melintasi wilayah Samudra Hindia barat perairan jawa hingga teluk carpentaria australia.
“Kondisi ini mengurangi kelembaban udara di lapisan bawah dan menengah sehingga menyebabkan berkurangnya potensi hujan di wilayah yang dilewatinya,” ujarnya lagi.
Namun demikian, kondisi ini meningkatkan potensi pembentukan awan hujan pada wilayah depan area intrusi masa udara kering, akibatnya terbentuk masa udara basah dan lembab di lapisan bawah.
Masa udara lapisan rendah terkonsentrasi di beberapa wilayah di Indonesia termasuk Kalimantan Selatan.
“Jadi kemungkinan hujan itu ada meski masuk musim kemarau,” jelas Shaaim.
Lebih lanjut ia mengatakan, hal yang perlu diperhatikan adalah titik panas yang masih terpantau di beberapa wilayah Kalimantan Selatan.
“Kita berkerja sama dengan beberapa instansi yang tergabung di posko Karhutla 2019 untuk memadamkan daerah-daerah yang terindikasi titik panas sehingga meminimalisir kejadian kabut asap di wilayah Kalimantan Selatan,” sambungnya.
Titik panas atau hotspot yang telah diketahui akan terus dipantau dan sampai saat ini kondisi di wilayah yang terindikasi masih aman.
“Tapi kita imbau kepada masyarakat agar menjaga lingkungan kita dengan tidak sembarangan membakar lahan dan apabila menjumpai titik api di daerahnya bisa segera melaporkan ke posko Karhutla setempat,” katanya.
Perlu diketahui Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tetap mengingatkan kepada warga agar waspada potensi kebakaran di sejumlah kabupaten atau kota.
Baca Juga: Mulai Hujan, Titik Panas di Kalbar Berangsur Turun
Baca Juga: Update Karhutla, Hari Ini BMKG Deteksi Belasan Hotspot
Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Muhammad Bulkini