bakabar.com, MARABAHAN – Pelaksanaan safari Ramadan 1443 Hijriah, menyisakan kesan tersendiri kepada Wakil Bupati (Wabup) Barito Kuala H Rahmadian Noor.
Menggunakan speed boat, Rahmadian Noor bersama sejumlah pejabat dalam lingkup Pemkab Batola, melakoni safari Ramadan ke Desa Rimbun Tulang di Kecamatan Kuripan, Selasa (19/4).
Semuanya berjalan normal, karena perjalanan lancar dan mereka tiba tepat waktu di Masjid Al Ikhwan. Selain berbuka bersama, Rahmadian Noor juga menyampaikan bantuan pembangunan masjid sebesar Rp45 juta.
“Selepas salat magrib, kami kemudian dijamu dengan menu haruan panggang kaluk dan bilungka karuk santan,” tulis Rahmadian Noor dalam akun Instagram pribadi, Rabu (20/4).
“Kuripan memang terkenal dengan ikan air tawar seperti haruan dan papuyu. Juga sudah lama menjadi destinasi pemancing. Kedepan disiapkan spot wisata pancing, salah satunya di Desa Jambu Baru,” tambahnya.
Namun cerita kegembiraan itu berubah menjadi sedikit menegangkan dalam perjalanan pulang. Penyebabnya speed yang berisi 22 penumpang itu, mogok di kawasan Kecamatan Bakumpai, tepatnya antara Desa Balukung dan Palingkau.
Diketahui lokasi tempat speed tersebut mogok blank spot. Akibatnya mereka tidak bisa meminta tolong kepada siapa pun, termasuk kepada warga setempat.
Ironisnya tidak satu pun kelotok warga yang melintas di lokasi tersebut, kecuali beberapa tongkang bermuatan batu bara.
“Bahkan suasana sempat mencekam, karena di depan kami ada tongkang batu bara akan melintas. Dalam kondisi gelap gulita karena awan mendung, kami sangat khawatir akan tertabrak tongkang tersebut,” cerita Rahmadian Noor.
Lantas menggunakan senter dari ponsel masing-masing, semua penumpang memberikan tanda kepada nakhoda tug boat agar keberadaan mereka terlihat.
Beberapa orang dalam speed, juga berusaha semampunya mengayuh dengan tangan agar terhindar dari tabrakan.
“Alhamdulillah mereka melihat dan kemudian menghindar ke tepi. Tapi dengan sinyal telepon yang hampir tidak ada, kami kesulitan menghubungi jemputan dari Marabahan,” beber Rahmadian Noor.
Seusai beberapa jam terombang ambing di Sungai Barito, satu dua orang berhasil mendapat sinyal ponsel dan langsung meminta jemputan.
“Setelah menunggu lebih dari 2,5 jam dan terombang-ambing di atas Sungai Barito, speed dari Marabahan datang dan menarik speed kami yang mogok,” jelas Rahmadian Noor.
Akhirnya sekitar pukul 00.30 Wita, speed tersebut tiba di Marabahan, “Sungguh ini merupakan pengalaman yang sulit untuk dilupakan,” tandasnya.