bakabar.com, PELAIHARI – Di tengah teratasinya kelangkaan gas elpiji 3 kg di Tanah Laut (Tala), namun kini muncul persoalan baru.
Kali ini, pemilik pangkalan justru mengeluhkan adanya penumpukan gas elpiji 3 kg.
Masalahnya, mereka kesulitan untuk menjual secara keseluruhan.
“Dulu kami menjual tiga jam langsung ludes, kini kami kesulitan menjual lebih dari dua hari,” ucap H Asran, salah satu pemilik pangkalan di Desa Panggung Baru, Kecamatan Pelaihari, Selasa (6/4/2021).
Persoalan ini sudah ia sampaikan dalam pertemuan dengan Wakil Bupati Tala Abdi Rahman di Rumah Dinas Wakil Bupati, Minggu (4/4/2021) tadi.
Menurutnya, tidak hanya dirinya mengalami masalah itu.
Pemilik pangkalan lain juga menyampaikan suka duka menjual elpiji 3 kilogram bersubsidi.
“Dari mendapat hinaan warga, hingga tabung gas yang didapat sering bocor, dan juga menjual tabung gas warna pink 5,5 kilogram,” katanya.
Wakil Bupati Tala, Abdi Rahman mengaku sengaja mengundang pemilik pangkalan elpiji.
Terutama menyangkut rencana dikeluarkannya Peraturan Bupati atau Perbup tentang pendistribusian elpiji 3 Kg di Tala.
Abdi bersyukur dapat bertatap langsung dengan pangkalan. Sehingga informasi didapat secara utuh.
Pihaknya juga terlebih dahulu harus menghimpun informasi, dari Pertamina, agen, pangkalan, dan masyarakat.
“Secara keseluruhan kita dapatkan informasi yang valid, agar Perbup ini mendapatkan hasil yang baik,” tegas Abdi Rahman.
Salah satu poin rencana Perbup, setelah menghitung kuota masing-masing pangkalan dan adanya penumpukan, maka gas elpiji 3 Kg akan dialihkan ke daerah yang tidak terlayani tabung gas.
“Tetap saja pangkalan yang bertanggung jawab, pemerintah merekomendasikan dan juga kami pikirkan transportasi,” ungkapnya.
Setelah pihaknya melakukan pemetaan penerima gas bersubsidi ini dengan kuota didapat, maka diharapkan tidak ada lagi keluhan dari warga.