bakabar.com, BANJARBARU – Kepala pelaksana BPBD Kalsel, Wahyuddin menghimbau agar masyarakat Kalimantan Selatan waspada terhadap peralihan musim yang diprediksi rawan bencana angin puting beliung dan banjir.
“Jadi setiap pergantian musim itu bencana yang terjadi adalah angin puting beliung dari musim hujan ke kemarau dan kemarau ke hujan,” ujarnya kepadabakabar.com, Kamis (3/10) siang.
Dia mengimbau, jika ada peringatan dini dari BMKG mengenai hujan di suatu tempat, hendaknya menjadi perhatian bersama.
Wahyuddin menyebutkan, daerah yang rawan mengalami hal tersebut yaitu Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Tengah, dan Hulu Sungai Selatan.
“Ini merupakan daerah lapangan terbuka seperti di pinggiran pertanian. Sebanyak empat kabupaten tadi yang utama berpotensi puting beliung,” katanya.
Kendati demikian, sampai 31 Oktober mendatang, pihaknya masih siaga bencana Karhutla.
“Tanggal 1 November hingga 31 April 2019 akan kita tetapkan menjadi siaga darurat banjir dan puting beliung serta longsor. Dikarenakan puncak peralihan musim,” paparnya.
Saat ditanyai mengenai kesiapan BPBD dalam penanganan korban bencana angin puting beliung dan banjir, ia menjelaskan bahwa pihaknya sudah mempersiapkan stok bantuan.
“Persiapan dari BPBD, kami sudah siap mengirimkan stok bantuan ke BPBD kabupaten/kota untuk korban, jadi yang disiapkan sesuai dengan jumlah kepala keluarga yang ada disana dan bantuan darurat selama tiga hari, namun untuk saat ini masih fokus siaga Karhutla,” tutupnya.
Meski beberapa hari telah turun hujan di Kalsel, bukan berarti musim kemarau telah berganti.
Hal ini ditegaskan oleh staf prakirawan BMKG, Rimelda Yuni Hasteti beberapa waktu lalu yang mengatakan, “Musim hujan di wilayah Kalsel masih diperkirakan mulai dari dasarian III Oktober, sehingga ini masih musim kemarau.”
Di pun menjelaskan mengenai fenomena hujan di musim kemarau yang sedang melanda Kalsel beberapa hari ini.
“Hujan beberapa hari ini dikarenakan adanya eddy di wilayah samudera Hindia,” katanya lagi.
Sehingga, lanjutnya, mengakibatkan konvergensi memanjang di utara Kalimantan, yang mengakibatkan awan-awan hujan cukup berpotensi untuk tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan.
“Eddy sendiri adalah pusaran angin yang tertutup, sifatnya menarik massa udara, dan hal itu dapat mengakibatkan cuaca buruk untuk wilayah disekitarnya,” paparnya.
Baca Juga: Korban Puting Beliung Tabukan Bingung Bangun Rumah Kembali
Baca Juga: Batola Diamuk Puting Beliung, 16 Bangunan di Tabukan Rusak
Baca Juga: Puting Beliung Banjarmasin Nyaris Makan Korban Jiwa
Baca Juga:Korban Puting Beliung Manarap Menanti Bantuan
Baca Juga: Puting Beliung Manarap, Ratusan Jiwa dan Puluhan Rumah Terdampak
Reporter : Nurul Mufidah
Editor: Muhammad Bulkini