bakabar.com, BALIKPAPAN – Pengembangan Kereta Api (KA) regional Kalimantan masuk dalam highlight prioritas rencana pembangunan jangka menengah, seiring ibu kota pindah ke Kalimantan.
“Kereta api untuk mendukung angkutan barang. Hingga saat ini ada 15 major project 2020-2024 di Pulau Kalimantan yang strategis dan berdaya ungkit untuk mencapai target prioritas,” terang Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, dalam siaran persnya, Selasa.
Hadir di Balikpapan, eks Menteri Keuangan itu memberi arahan dalam acara Konsultasi Regional Penyusunan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 wilayah Kalimantan.
Hadir pula Gubernur Kalimantan Tengah Sugiyanto Sabran, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie, dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Resnawan, serta Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan.
Mereka didampingi oleh para Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) masing-masing.
Masih di Kaltim, sejumlah proyek strategis lain turut disebut, seperti pengembangan Tol Balikpapan-Samarinda-Bontang. Proyek ini guna mendukung kawasan industri dan konektivitas antarkota.
Pembangunan wilayah Kalimantan akan diarahkan pada percepatan pertumbuhan, diversifikasi ekonomi, dan pelestarian alam yang dicapai dengan sepuluh strategi utama.
Di lain sisi, seperti dilansir Antara, Menteri Bambang mengingatkan pemilihan bakal ibu kota negara bukanlah kontes.
"Para gubernur di sini sepakat untuk saling mendukung, di mana pun nanti ibu kota itu di Kalimantan," kata Menteri Bambang.
Penegasan Menteri Bambang menjawab pertanyaan jurnalis terkait daerah mana yang paling cocok dan mendapatkan poin paling banyak sesuai kajian Bappenas.
Ada tiga provinsi yang digadang kuat jadi pengganti Jakarta, yakni Kalsel, Kaltim, dan Kalteng.
Kalteng, digariskan oleh Gubernur Sugiyanto Sabran, memiliki latar sejarah yang kuat. Di mana Presiden Soekarno ingin memindahkan ibu kota negara ke Palangkaraya sejak 1950.
Sementara Kaltim menawarkan sekurangnya dua kawasan yang dianggap paling pas seperti Bukit Soeharto di Samboja di Kutai Kartanegara, dan juga Semoi-Sepaku di Penajam Paser Utara.
Berbatasan dengan Selat Makassar, kawasan-kawasan itu dekat dengan infrastruktur pendukung seperti bandara dan pelabuhan.
Namun demikian, sekali lagi ditegaskan gubernur yang hadir justru saling mendukung di mana pun nantinya ditetapkan lokasi perpindahan ibukota negara itu.
"Sekali lagi ini bukan kontes. Kalaupun ada yang menang, itu ya Kalimantan," tandas Menteri Brodjonegoro.
Perpindahan ibu kota negara ke Kalimantan, lanjutnya, adalah keinginan politik pemerintah untuk pemerataan pembangunan.
Perpindahan ibu kota negara ke Kalimantan diyakini akan membawa lompatan jauh ke depan pada pembangunan di seluruh Kalimantan.
Baca Juga: Ibu Kota Pindah, Sastrawan: Kalimantan Jangan Seperti Amerika
Baca Juga: Batal di Bukit Soeharto, Ibu Kota Pindah ke Penajam?
Editor: Fariz Fadhillah