tradisi

Menjaga Tradisi Mangayu Dalam Hajatan Besar di Inan Balangan

Sekalipun hidup di zaman serba instan, warga Desa Inan di Kecamatan Paringin Selatan, Balangan, tetap memelihara tradisi mangayu atau mencari kayu

Featured-Image
Warga Desa Inan mengangkut dan menjemur kayu dalam tradisi mangayu menjelang hajatan besar. Foto: apahabar.com/Hendry

bakabar.com, PARINGIN - Sekalipun hidup di zaman serba instan, warga Desa Inan di Kecamatan Paringin Selatan, Balangan, tetap memelihara tradisi mangayu atau mencari kayu menjelang hajatan besar.

Salah satu hajatan besar dimaksud adalah resepsi perkawinan. Biasanya tiga atau empat hari menjelang pelaksanaan, kaum pria di Inan mencari kayu di hutan.

Tidak pandang usia, mereka berbondong-bondong pergi ke hutan dan mengumpulkan beragam jenis kayu. Selanjutnya kayu dibawa ke rumah pelaksana hajatan.

"Setiap menjelang hajatan besar di kampung, kami selalu mangayu. Meski tak banyak lagi dilakukan di daerah lain, kami masih berusaha melestarikan tradisi ini," papar Kepala Desa Inan, Sugianoor, Minggu (27/8).

"Selain meringankan beban pelaksana hajatan, mangayu juga menjadi wadah silaturrahmi antarwarga, sekaligus melestarikan semangat gotong royong," sambungnya.

Warga Desa Inan Melakukan Pemotongan Kayu Menggunakan Kapak Dalam Tradisi Mangayu atau Mengumpulkan Kayu Untuk Acara Hajatan.
Warga Desa Inan Melakukan Pemotongan Kayu Menggunakan Kapak Dalam Tradisi Mangayu atau Mengumpulkan Kayu Untuk Acara Hajatan.

Sebagian besar kayu adalah batang pohon yang tidak terpakai di kebun karet milik  warga. Setelah dipotong kecil-kecil, kayu lalu dibelah menggunakan kapak atau disebut manungkih. 

"Sebelum pulang ke rumah masing-masing, warga yang hadir dipersilakan menyantap hidangan makan siang, karena biasanya mangayu berlangsung sejak pagi hingga siang," jelas Sugianoor.

Editor
Komentar
Banner
Banner