Kopi Luwak

Menikmati Secangkir Kopi Luwak dengan Pemandangan Candi Pawon

Berwisata ke Magelang, ternyata tak hanya identik dengan Candi Borobudur.

Featured-Image
kopi luwak candi pawon (Apahabar.com/Arimbihp)

Apahabar.com, MAGELANG - Berwisata ke Magelang, ternyata tak hanya identik dengan Candi Borobudur. Selain Borobudur, Magelang memiliki objek wisata lain yang tak kalah menarik. Wisata kuliner, khususnya kopi, satu di antaranya.

Jika sedang berada di kawasan Candi Pawon, pengunjung bisa singgah sejenak sembari menikmati secangkir kopi luwak bernuansa Jawa yang dikenal dengan nama Pawon Luwak Coffee besutan Aji Prana (57).

Sejak didirikan pada 11 Desember 2013, kedai kopi milik Aji ternyata tidak hanya diminati turis domestik, namun juga mancanegara.

"Beberapa kali kami mendapat pesanan dari Malaysia dan Canada, biasanya kalau luar negeri membelinya sekitar  hingga 5 kilogram," kata Aji Prana saat ditemui, Rabu (7/6).

Baca Juga: Galakkan Penanaman, Kalimantan Selatan Canangkan 'Kota Sejuta Kopi'

Karena keunikannya, Pawon Luwak Coffe menjadi langganan dari sederet petinggi negara dan public figure mulai dari Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, Yasonna Laoly, Rini Soemarno, Cak Lontong, dan artis-artis lainnya.

Kendati demikian, sebagai pioner kedai kopi, Aji enggan mengubah tema kedainya menjadi modern dengan menu kekinian, lantaran ingin mempertahankan originalitas dan tradisi ngopi yang sesungguhnya.

Di tengah gempuran kafe masa kini dengan menu warna-warni, Aji justru memilih menjaga kualitas kopi luwak dengan sensasinya tradisional. Biji kopi yang diolah ternyata berasal dari hewan luwak yang dikumpulkan oleh para pemburu di hutan-hutan perbukitan Menoreh, lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Merbabu wilayah Kabupaten Magelang. 

Menurut Aji, mendapatkan kopi luwak asli tidak mudah, karena sangat berhubungan dengan musim dan waktu panen. Di saat panen, kehadiran luwak tidak bisa diprediksi, meskipun memiliki insting yang tajam.

Baca Juga: Kopi Spesial Indonesia Ikut Pameran SIAL 2023 Didukung ITPC Vancouver

"Tapi luwak itu memiliki insting untuk memilih biji kopi yang matang dan manis, maka yang ia makan, kualitasnya tidak perlu diragukan lagi," kata Aji.

Selain itu, hewan bernama latin Paradoxurus hermaphrodietes itu sangat selektif dalam memilih biji kopi pilihan. Mereka hanya memakan kopi ranum segar dari pohon langsung. Kondisi itu yang membuatnya berpengaruh terhadap kapasitas produksi. 

"Jadi setelah biji kopi dimakan, dan difermentasi di perut akan dikeluarkan luwak melalui kotoran. Setelah keluar, dikeringkan sampai benar-benar kering, diolah, ditumbuk, baru disajikan," bebernya.

Terlebih, menurut Aji, proses fermentasi biji kopi di perut luwak terbukti ampuh untuk mengurangi kadar kafein yang seringkali meningkatkan asam lambung bagi penikmatnya.

Baca Juga: BRI Bina 274 Klaster, Bisnis Kopi Akan Terus Tumbuh dan Berkembang

"Jadi, kopi luwak ini aman untuk yang mempunyai asam lambung, karena tidak terlalu asam meskipun tanpa campuran susu atau krimer," katanya.

Kopi yang dijual di kedai Aji ada 2 jenis, yakni Luwak Arabica dan Robusta dengan harga mulai dari Rp25.000 per cangkirnya. Sedangkan untuk kopi mentah kemasan oleh-oleh, Aji membanderolnya dengan harga Rp250.000 untuk ukuran 100 gram jenis Robusta dan Rp400.000 untuk Arabica.

Sejauh ini, menurut Aji, menu favorit turis asing terutama Amerika dan Eropa adalah jenis Arabica dengan takaran oneshoot tanpa gula.

"Kalau kami menyajikannya dengan gula, kadang ditertawakan, karena mereka lebih suka rasa original," tuturnya.

Baca Juga: Kopi Petani Binaan Dinas TPH Bun Sulsel Tembus Pasar Australia

Selama melayani turis asing, Aji mengaku tidak pernah kesulitan lantaran ia fasih berbahasa Inggris. Namun jika ada yang menggunakan bahasa lain, biasanya akan dibantu guide atau translator.

Dalam sehari, Aji mampu menjual kurang lebih 50 cangkir kopi luwak Robusta maupun Arabica yang disajikan di tempat.

"Tamunya banyak dari Jogja dan Magelang, hotel, rombongan VW, biasanya habis dari candi mampir ke sini," tuturnya.

Memelihara luwak

Sementara itu, terkait dengan pemeliharaan lima ekor luwak miliknya, Aji mengaku tidak mengalami kesulitan maupun kerumitan.

Baca Juga: Kopi Indonesia Unik, Erick: Jadi Pemain Utama Industri Kopi di Dunia

"Luwak termasuk omnivora, jadi apa saja mau. Kami juga tidak memaksa untuk makan biji kopi, sesekali diberi buah-buahan, pisang, dan lain-lain," ungkap Aji.

Tak hanya di beri makan, luwak peliharaan Aji juga dimandikan dan diberi kandang yang bersih sehingga terlihat gemuk serta terawat.

"Jadi, pengunjung yang datang ke sini bukan hanya sekedar minum, tapi kami suguhkan cara mengolah, mengeringkan, bahkan luwaknya," tandasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner