Sepekan terakhir, publik digemparkan oleh kasus prostitusi yang menjerat aktris Vanessa Angel. Kota Baiman, sebutan Banjarmasin, rupanya tak luput dari bisnis lendir atau praktik prostitusi. Bagaimana geliatnya?
Muhammad Robby, BANJARMASIN
KASUS Vanessa menjadi selentingan di mana-mana.
Tak cuma di warung kopi, bahkan hingga instansi pemerintahan, mereka ikut tergiring oleh opini media yang tak kunjung berhenti menyoroti kasus tersebut.
Kasus ini memantik bakabar.com untuk menyelisik geliat prostitusi online di Banjarmasin. Di balik predikat Baiman, Kota Seribu Sungai rupanya tak luput dari bisnis lendir atau praktik prostitusi.
Seiring kemajuan teknologi, bisnis lendir di Banjarmasin mulai meninggalkan cara kuno, dan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Dari salah satu aplikasi sosial media, bakabar.com menelusuri keberadaan mereka. Menyamar sebagai pelanggan, lobi-lobi maupun pendekatan dengan wanita yang diduga pekerja seks komersial (PSK) via online berjalan mulus.
Sari (nama samaran) bersedia melayani ajakan ‘macam-macam’ yang dilayangkan awak media ini. Sari mengaku masih berusia 17 tahun.
Singkat cerita, transaksi pun terjadi. Tawar menawar harga mengisi kolom percapakan. Kesepakatan pun tercapai.
Pertemuan dilakukan di sebuah café and guest house, kawasan Banjarmasin Tengah. Memasuki café di lantai dasar, harus menaiki anak tangga terlebih dahulu. Maklum, kamar nomor 27 yang telah dipesan berada di lantai dua.
Jantung seolah berdegup cepat, manakala ketukan pintu kamar tak kunjung dibuka.
Kurang lebih tiga kali ketukan, Sari tak kunjung menyahut. Pada ketukan keempat, Sari baru membukanya.
"Ya, tunggu sebentar," teriaknya.
Dengan senyum manja, ia mempersilakan awak media ini untuk masuk. Mengenakan celana jeans pendek berwarna biru muda dengan baju biru tua kehitam-hitaman, Sari mengajak masuk ke dalam kamar.
Secepat kilat ia mengunci pintu kamar sembari kembali ke ranjang empuk berukuran kurang lebih 3×2 meter itu.
"Ayo, masuk aja dan duduk di sini," sembari tersenyum.
Sungguh, Sari merupakan sosok wanita yang sangat menggoda. Kulitnya halus. Bibirnya merah merona. Ujung rambutnya tampak disemir kekuning-kuningan. Tatapan Sari kala duduk bersama dalam satu ranjang tak kalah memesona.
Sesekali kecanggungan tampak di raut wajahnya. Suasana sempat hening. Wajar karena tak saling mengenal. Selama pertemuan Sari lebih banyak memainkan gadget.
Tanpa malu-malu, ia lantas memberi ‘kode’. Sebuah kondom berwarna putih dengan tulisan Sutera dilemparkannya.
"Langsung pasang aja, tadi kamu gak pakai service [foreplay] kan," jelas Sari.
Editor: Fariz Fadhillah