Tak Berkategori

Mengingat 1976; Gemparnya Berita Guru Ibad Masuk Partai Penguasa, Seizin Ketua PBNU?

apahabar.com, BANJARMASIN – Kabar pindahnya KH M Badruddin ke partai penguasa (Golkar) di tahun 1976, sempat…

Featured-Image
KH Badruddin (tengah). Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Kabar pindahnya KH M Badruddin ke partai penguasa (Golkar) di tahun 1976, sempat menghebohkan masyarakat Kalsel. Konon kepindahan Ulama NU yang sudah ditetapkan menjadi caleg nomor urut 1 dari PPP itu, diizinkan Ketua PBNU sekaligus Ketua DPP PPP, KH Idham Chalid. Benarkah?

Di zaman orde baru, ketika Nahdlatul Ulama tak lagi menjadi partai. PPP menjadi salah satu wadah para ulama nahdliyin. Namun, suatu ketika ada ulama yang kemudian memilih bergabung dengan partai penguasa (Golkar). Satu di antaranya, KH M Badruddin atau Tuan Guru H Ibad.

Menurut Fauzan Saleh, Kepindahan Guru Ibad ke Golkar, sempat membuat masyarakat gempar. Mengingat di tahun 1976 itu, beliau sudah ditetapkan menjadi caleg nomor urut 1 DPR RI wilayah Kalsel dari PPP.

Konon, kepindahan Guru Ibad ke Golkar didasari pandangan beliau pada situasi politik yang terjadi saat itu. Beliau beranggapan, tidak akan maksimal dalam berdakwah dalam kondisi "melawan" pemerintah.

"Almarhum melakukan Shalat Istikharah, selanjutnya melakukan pilihan dengan menggunakan kopiah Almarhum. Untuk mencabut pilihan antara PPP, Golkar, dan kertas kosong," tulis Fauzan Shaleh.

Saat itu, sambung Fauzan, kakaknya (HM Sya’rani Saleh, ajudan pribadi Guru Ibad) dan H Gusti Yurnal (Murid Guru Ibad) menyaksikan hasil istikharah tersebut.

"Yang disuruh mencabut pilihan itu H Gt Yurnal, dan tiga kali berturut-turut yang terpilih adalah Golkar," bebernya.

Meski demikian, Guru Ibad tidak terburu-buru. Beliau masih menyempatkan diri untuk menemui Ketua PBNU saat itu, KH Idham Chalid yang juga Ketua DPP PPP, untuk tukar pendapat.

Guru Ibad ke Jakarta didampingi Ketua Wilayah PPP Kalsel Abdul Gani Majedi. Sesampainya di kediaman KH Idham Chalid di Cipete Jaksel, Guru Ibad langsung menyampaikan maksud kedatangan beliau, pindah ke Partai Golkar.

Baca Juga:Mengenang Abah Guru Sekumpul (1), Kejadian Ganjil Saat Dilahirkan

Mendengar penuturan itu, KH Idham Chalid pun masuk ke kamar pribadi. Tidak ada yang tahu apa yang dilakukan beliau di dalam kamar. Namun tidak berapa lama kemudian, beliau keluar dengan wajah tersenyum. Lalu berkata, "Muallim pian ulun izinkan masuk Golkar."

Sontak Abdul Ghani Majedi menangis sejadi-jadinya sembari berucap, "Hancur jua PPP di Banjar (maksudnya di Kalsel)."

Ketua DPP GP Ansor yang juga pengurus DPP PPP, Chalid Mawardi menyayangkan rencana kepindahan Guru Ibad ke Golkar. Dia berujar, "Kalau no urut 1 itu sudah jelas terpilih, Muallim!”

Guru Ibad saat itu sudah terdaftar caleg DPR RI nomor 1 dari PPP. Sedangkan, apabila beliau pindah ke Golkar, belum ada kejelasannya.

Tapi sebagai ulama, kata Fauzan Shaleh yang mengutip perkataan kakaknya (HM Sya'rani Saleh) Guru Ibad melakukan itu bukan karena terpilih atau tidaknya menjadi DPR RI. Tapi karena melihat kemudahan dakwah dan membimbing umat-lah sebagai tujuannya. Lebih-lebih beliau tidak ingin hanya karena perbedaan partai warga NU terpecah belah.

Pada intinya, KH Idham Chalid dan Guru Badruddin memiliki tujuan yang sama, mesti perahu yang dinaiki berbeda.

Hal ini kemudian terbukti di kemudian hari. Saat penguasa Orde Baru "tersesat jalan", KH Idham Chalid atur strategi, dan Guru Ibad yang bisa meluruskan.

Baca juga: Guru Ibad, Orang Dibalik Ditariknya Peredaran "Buku Kerohanian"

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner