bakabar.com, KANDANGAN – Almarhum KH Muhammad Riduan Baseri atau Guru Kapuh kini telah tiada. Namun, jasanya bagi masyarakat Hulu Sungai Selatan (HSS) masih terasa.
Guru Kapuh meninggal dunia dalam usia 55 tahun, Rabu (11/8), setelah sempat dirawat di RSUD Brigjen Hassan Basry, Kandangan.
Semasa hidup, Guru Kapuh ikut berperan membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HSS dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Sejak pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, khususnya wilayah Kabupaten HSS sekitar dua tahun lalu, Majelis Taklim Al-Hidayah yang dipimpin Guru Kapuh beralih menjadi daring atau live streaming.
Hal ini dilakukan Guru Kapuh sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah agar tidak memunculkan kerumunan.
Pasalnya, jemaah Guru Kapuh mencapai ribuan. Datang dari berbagai pelosok, tidak hanya masyarakat HSS.
Apalagi dalam setiap kegiatan, almarhum Guru Kapuh selalu berpesan kepada masyarakat tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Bupati HSS Achmad Fikry mengungkapkan sosok Guru Kapuh merupakan salah satu ulama yang selalu mendukung program pemerintah daerah.
Karena itu, program Pemkab HSS untuk mewujudkan masyarakat yang agamis untuk mewujudkan kesejahteraan dunia dan akhirat.
“Terimakasih atas dukungan selama ini, termasuk dalam upaya pencegahan laju penyebaran Covid-19,” kata Achmad Fikry.
Mewakili seluruh jajaran Pemkab HSS, pihaknya mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Guru Kapuh.
“Kami ucapkan duka yang mendalam sekaligus terimakasih atas dukungan kepada pemerintah selama ini,” imbuhnya.
Sementara itu, jasa lain Guru Kapuh yakni berdirinya Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnu Atthaillah di Desa Kapuh Kecamatan Simpur.
Ponpes itu yang merupakan tempat menimba ilmu agama, diharapkan dapat terus bermanfaat di masa depan.
“Kami selaku keluarga dan jemaah berharap Ponpes peninggalan Abah Guru Kapuh bisa menjadi manfaat bagi anak-anak kita,” kata Anisa (30) warga Parincahan Kecamatan Kandangan.
Sebelum Berpulang, Guru Kapuh Sempat Dirawat di RSUD Kandangan