Rangkaian Pindapata
Terkait urutan prosesi, Darmayuda menuturkan, pindapata diawali dengan menyiapkan jubahnya dan patta untuk para biksu.
"Biasanya sudah ada panitia atau petugas dari Klenteng yang menyiapkan alat-alat tersebut," sambung Darmayuda.
Kemudian, lanjut dia, saat para bante mulai berjalan, mereka melafalkan paritta, sutta, dan gatha agar dalam pelaksanaan tradisi pindapata berjalan lancar tanpa halangan.
Baca Juga: Pengawalan 32 Biksu Thudong Dilakukan sampai Perbatasan Kota Semarang
Sebagai informasi, paritta adalah ringkasan dari Sutta Pitaka yang berisi khotbah - khotbah tertentu yang pernah dibabarkan oleh Sang Buddha yang berkaitan dengan keselamatan dan perlindungan.
Sutta adalah bagian kedua dari tiga bagian Tipitaka yang berisi lebih dari 10.000 sutta (ajaran) dalam bentuk khotbah-khotbah, dialog dan tanya jawab Buddha Gautama dengan para siswa, petapa maupun orang lain.
Sedangkan gatta adalah adalah ajaran buddha yang disampaikan dalam bentuk syair yang dibawakan para biksu selama berjalan.
Terakhir, para biksu akan melangkah menyusuri jalanan untuk melaksanakan tradisi pindapata dengan disambut Umat Buddha.
Tak hanya itu, pindapata juga menjadi bentuk bhakti umat Buddha kepada para biksu yang dianggap sebagai guru dan junjungannya.
Baca Juga: 32 Biksu Thudong dari Thailand Tiba di Magelang 30 Mei
Sementara itu, seorang umat Buddha yang juga memberi sedekah pada biksu, Lim (30) menuturkan, baginya, bisa turut memberi untuk Sang Guru membuat hatinya lebih lega.
"Karena ini sudah menjadi tugas kami sebagai umat Buddha, memberi dan berbagi untuk sesama, agar semua makluk berbahagia," pungkasnya.