bakabar.com, BANJARMASIN – Akademisi Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al-Banjari (MAB), Uhaib As'ad, memberi klarifikasi terkait kehadirannya dalam video permintaan maaf Edy Mulyadi.
Video berdurasi 9 menit 53 detik itu diunggah pada 24 Januari di kanal youtube bernama BANG EDY CHANNEL.
Dalam rekaman suara yang tersebar melalui pesan WhatsApp, Uhaib awalnya menjelaskan tujuannya bertolak ke Jakarta.
Di ibu kota, dia ingin bertemu ketua umum Partai Masyumi, Ahmad Yani, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan inisiator KAMI (Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia) mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Singkat cerita, suatu hari Uhaib bertemu dengan anggota Dewan Perwakilan Daerah periode 2021-2024 dari Sulawesi Selatan, Tamsil Linrung.
"Dia senior saya di HMI," kata Uhaib.
Kemudian, keesokan harinya Uhaib diajak ke rumah Tamsil Linrung untuk mengikuti meeting.
Sesampai di kediaman Tamsil, Uhaib mengaku tak mengenal siapa pun kecuali tuan rumah dan satu sahabat lamanya yang notabene di sana juga ada Edy Mulyadi.
"Dalam pertemuan itu saya tidak tahu agendanya apa, yang saya tahu adalah berbicara soal pemindahan ibu kota negara dan perkembangan perpolitikan nasional," ujarnya.
"Kemudian cerita soal Edy Mulyadi orang-orang di sana. Ternyata ada Edy Mulyadi-nya," tambahnya.
Kemudian saat mau pulang, Uhaib mengaku ingin berpamitan dengan Tamsil. Namun, sebelum meninggalkan kediaman, Uhaib mengaku justru dikenalkan dengan orang-orang yang ada di sana.
"Ini mas Edy teman-teman dari Kalimantan Selatan," kata Uhaib menirukan perkataan orang di sana.
"Di situlah teman saya Sulaiman Halim menjelaskan seperti yang ada di video. Jadi omong kosong kalau saya ke Jakarta sengaja menemui Edy Mulyadi. Bahasa Banjarnya saya di sana ‘kepuhunan’," pungkasnya.
Namun, dalam rekaman suara berdurasi 7 menit 15 detik itu tak ada klarifikasi dari Uhaib yang menyebut tak ada masyarakat Kalimantan tersinggung soal pernyataan "Jin Buang Anak" dari Edy Mulyadi.