Kalsel

Menengok Kondisi Pengungsi Banjar di Kota Idaman Banjarbaru

apahabar.com, BANJARBARU – Ribuan warga Kabupaten Banjar mengungsi ke daerah-daerah tetangga, sepekan belakangan. Lantas bagaimana kondisi…

Featured-Image
Suasana pengungsian di posko majelis Habib Abu Bakar bin Hasan Alatas Azabidi yang terletak di Jalan Panglima Batur Kota Banjarbaru tepatnya di gedung olah raga Badminton. apahabar.com/Nurul Mufidah

bakabar.com, BANJARBARU – Ribuan warga Kabupaten Banjar mengungsi ke daerah-daerah tetangga, sepekan belakangan. Lantas bagaimana kondisi mereka?

Meski bukan berasal dari Kota Banjarbaru, pengungsi banjir ini umumnya terlayani dengan baik di Kota Idaman.

Seperti di posko majelis Habib Abu Bakar bin Hasan Alatas Azabidi di Jalan Panglima Batur Loktabat Utara, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru, atau tepatnya di gedung olah raga Badminton.

Di sana, puluhan pengungsi asal Kabupaten Banjar terfasilitasi dengan baik. Mulai dari makanan hingga keperluan lainnya.

“Di sini ada 75 pengungsi, baru keluar 2 orang jadi total 73 pengungsi. Paling banyak dari Sungai Batang Kabupaten Banjar, tidak ada yang dari Banjarbaru,” ujar Isfihani, salah seorang relawan kepada bakabar.com, Kamis (21/1) siang.

Selain di Jalan Panglima Batur, posko majelis Habib Abu Bakar ini juga ada di Jalan Gotong Royong RT 04.

Di posko kedua itu ada sebanyak 26 pengungsi. Juga asal Kabupaten Banjar.

Kedua posko tersebut memastikan kebutuhan makanan pengungsi terpenuhi.

“Makan sehari tiga kali dalam sehari,” ujarnya.

Selain itu kebutuhan lain seperti air untuk membersihkan diri, pakaian, selimut, bahkan pakaian dalam juga dipenuhi.

“Kami pastikan pengungsi tidak kelaparan, kami sediakan makanan 3 kali sehari. Logistik secara keseluruhan tanggung jawab Habib dan anggota majelis, untuk donatur dari luar tetap kami terima,” terangnya.

Bahkan terangnya Pemerintah Kota Banjarbaru juga turut memberikan bantuan.

Kemudian, selama lebih dari sepekan posko dibuka, hanya ada 1 pengungsi yang sakit. Itu pun telah dibawa ke rumah sakit terdekat. Dan kondisi saat ini sudah membaik.

“Kemarin 1 orang anak-anak umur 7 tahun mual tapi sudah kita atasi di IGD RS Mawar. Sekarang sudah sehat. Yang lain alhamdulillah enggak ada keluhan,” terangnya.

Salah satu pengungsi, Fachrurozi mengaku segala kebutuhannya terpenuhi selama di posko pengungsian.

“Kebutuhan terpenuhi semua, tidak ada keluhan, di sini nyaman. Saya dari Jumat sudah di sini bersama keluarga besar saya,” ujarnya.

Rozi bilang ia memilih mengungsi di posko itu karena ajakan temannya yang sudah lebih dahulu mengungsi di posko tersebut.

Sedangkan posko di Kabupaten Banjar katanya mayoritas penuh.

“Nanti kalau banjir di rumah sudah surut saya pulang, sekarang kedalaman perkiraan sampai selutut. Waktu Jumat itu dalamnya sedada saya,” jelasnya.

Tak berhenti di pusat Banjarbaru, bakabar.com juga mencoba menengok posko pengungsian di lokasi lain.

Posko satu ini jumlah pengungsinya bahkan mencapai ratusan jiwa. Yakni Balai Latihan Kerja (BLK) milik Pemerintah Provinsi Kalsel yang masih berada di Kota Banjarbaru.

“Total pengungsi di sini dari awal posko dibuka sekitar 450 orang, semua warga Kabupaten Banjar,” terang Koordinator Posko Said kepada media ini.

Namun, kemarin dan hari ini sudah lebih dari 100 pengungsi yang memilih pulang. Per hari ini pengungsi tersisa 222 orang. Terdiri dari 112 dewasa, 45 lansia, 56 anak-anak dan 9 bayi.

Termasuk dalam golongan pengungsi dewasa. Ada ibu hamil dan baru melahirkan. Otomatis keduanya mendapat perhatian lebih.

“Ada yang stroke juga, tapi sudah dibawa ke RS, saat ini dirawat di sana,” ungkap Said.

Koordinator Posko 2, Cahyo bilang bahwa semua pengungsi di BLK diberi kamar masing-masing. Dalam setiap kamar juga terfasilitasi tempat tidur, kipas, dan kamar mandi.

Selain itu, untuk kebutuhan makanan mereka juga berlimpah. Begitu pun dengan pakaian serta obat-obatan. Namun masih ada satu masalah yakni kebutuhan lauk pauk. Di mana diterangkan Cahyo saat ini panitia relawan kesulitan mendapatkannya.

“Banyak donatur yang datang. Logistik terpenuhi, pakaian banyak. Yang dibutuhkan saat ini lebih ke lauk karena seperti telur itu sekarang susah nyarinya,” jelas Cahyo.

Di luar itu semua, Cahyo menambahkan, bantuan terus mengalir. Mulai dari masyarakat, lembaga, organisasi, Pemkot, dan Pemprov Kalsel.

Salah satu pengungsi berusia 85 tahun menuturkan dirinya bersama keluarga besar berjumlah 8 orang nyaman berada di posko BLK. Cucunya yang baru berusia 2 tahun juga tidak cerewet. Sebab ruangan luas dan nyaman.

“Kami sekeluarga di sini 8 orang, ada cucu balita umur 2 tahun, kami dari Sungai Batang Kabupaten Banjar,” jelas nenek tersebut.

Sejak Jumat lalu, dirinya dan keluarga mengungsi di posko BLK sebab diarahkan relawan di Kabupaten Banjar untuk ke Banjarbaru.

“Semingguan kami di sini, alhamdulillah kami semua sehat. Kalau lampu sudah menyala di rumah, kami bulik (pulang),” pungkasnya.

Untuk diketahui, menurut data BPBD Kota Banjarbaru per 20 Januari, tercatat ada 9.326 pengungsi non-Banjarbaru yang tersebar di seluruh kecamatan.

img

Suasana pengungsian di Balai Latihan Kerja Pemprov Kalsel di Banjarbaru. Foto: bakabar.com/Fida

Komentar
Banner
Banner