TRAVEL

Mendaki ‘sang Perawan’ Haur Bunak di Desa Terpencil Kalsel

Teduhnya hutan hujan tropis menyambut kala kaki menapak di kawasan Gunung Haur Bunak

Featured-Image
Pendaki di Gunung Haur Bunak. Foto: Habar Banua.

bakabar.com, JAKARTA - Teduhnya hutan hujan tropis menyambut kala kaki menapak di kawasan Gunung Haur Bunak. Berketinggian sekitar 1.150 meter, gunung ini tergolong ‘hidden gem’ yang ada di Desa Pa’au, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Lantaran tak begitu tinggi, Gunung Haur Bunak cukup diminati pecinta alam juga mahasiswa yang baru menekuni pendakian.

Selain itu, ini bukan termasuk gunung berapi, terlebih lagi medannya tidak begitu ekstrem, sehingga cocok untuk belajar teknik-teknik dasar.

Gunung Haur Bunak. Foto: Habar Banua.
Gunung Haur Bunak. Foto: Habar Banua.

Memang tidak sepenuhnya salah bila Gunung Haur Bunak dikatakan sebagai surga tersembunyi. Sebab, desa di mana gunung ini berada masih asri: jalan-jalan setapak dihiasi hamparan padi, pun jarang dikunjungi pelancong.

Sebagaimana dikisahkan Rezha Fahlevi melalui blog pribadinya, Desa Pa’au memiliki hutan ‘perawan’ yang jarang terjamah manusia. Lokasi yang dinobatkan sebagai desa terpencil ini tidak bisa dijajaki sembarang orang.

“Berbeda dengan destinasi wisata Kalsel lainnya, destinasi ini ditujukkan kepada penikmat alam dan berjiwa petualang,” tulisnya, dikutip dari rezha13.wordpress.com, Senin (20/2).

Mereka yang hendak menikmati keindahan Desa Pa’au, termasuk Gunung Haur Bunak, mesti didampingi orang yang ahli dan mengerti medan perjalanan. Juga, diwajibkan mengunjungi tokoh masyarakat, terutama Kepala Desa. 

Pelancong wajib melaporkan maksud dan tujuannya menyambangi Desa Pa’au. Kepala Desa akan mengecek kesiapan perjalanan si pelapor, lantas memutuskan memberi izin kepadanya atau tidak.

Perjalanan yang panjang akan dimulai untuk menikmati sang perawan Haur Bunak. Ekspedisi ini dimulai dengan melintasi persawahan; hamparan padi yang menghiasi samping jalan membuat mata terbuai dan mulut tersenyum lebar.

“Keluar dari pertanian warga akan masuk wilayah perkebunan, inilah titik terakhir dan terjauh dari pemukiman,” papar Rezha.

Ekspedisi lantas dilanjutkan dengan menyeberangi sungai. Langkah kaki menuju tempat yang jarang terjamah itu membutuhkan pengorbanan besar, di mana mesti menaiki dan melewati di antara dua bukit.

Namun, letihnya perjalanan itu seolah terbayarkan dengan pemandangan yang tersaji. Elok, sunyi, dan nuansa menegangkan turut menghiasi perjalanan menuju Gunung Haur Bunak. Suara dan irama permainan hutan akan menyambut selama perjalanan, hingga mencapai tujuan akhir.

Editor


Komentar
Banner
Banner