Makanan Khas

Mencicipi Geblek, Camilan Gurih Khas Purworejo Teman Ngopi dan Ngeteh

Geblek adalah makanan tradisional yang dibuat dari bahan tepung tapioka dan bumbu bawang.

Featured-Image
Warung Geblek Suyamti saat berjualan di Festival Kuliner (Apahabar.com/Arimbi)

bakabar.com, PURWOREJO - Purworejo adalah wilayah di Jawa Tengah (Jateng) yang memiliki berbagai kuliner unik.

Mulai dari clorot, lompong, lanting, hingga dawet jembut menjadi primadona di Kota Rempah ini.

Selain sederet kuliner tersebut, Purworejo juga memiliki satu camilan khas yang menarik yakni geblek.

Baca Juga: Yuk Mencicip Ceriping Puyur, Cemilan Gurih Kuliner Khas Temanggung

Geblek adalah makanan tradisional yang dibuat dari bahan tepung tapioka dan bumbu bawang.

Sekilas, geblek mirip dengan aci digoreng (Cireng) dengan rasa gurih, namun teksturnya lebih kenyal dan luarnya renyah.

Perbedaan lain yakni bentuk geblek yang menyerupai angka delapan serta warnanya lebih putih.

Makanan khas Purworejo ini juga banyak ditemui di kawasan sekitar eks Karisidenan Kedu seperti Wonosobo, Magelang dan Temanggung.

Seorang pembuat geblek di Purworejo, Suyamti (60) menuturkan, pembuatan geblek semuanya dilakukan secara manual tanpa mesin.

"Pertama, tepung tapioka yang dicampur bawang putih yang sudah dideplok (ditumbuk) bersamaan dengan garam secukupnya, dan penyedap rasa," kata Suyamti, Kamis (18/1).

Geblek Suyamti khas Purworejo (Apahabar.com/Arimbi)
Geblek Suyamti khas Purworejo (Apahabar.com/Arimbi)

Jika sudah kalis, lanjut Suyamti, bahan dicampur kemudian direbus selama lima menit.

"Kalau sudah baru dibentuk menyerupai angka delapan sewaktu masih panas, agar tidak alot," katanya.

Setelahnya, geblek baru didinginkan atau boleh langsung digoreng dalam minyak panas jika ingin langsung dikonsumsi.

Suyamti menjual geblek buatannya dalam dua jenis, yakni mentah atau siap makan.

"Jualnya per 50 biji geblek mentah dan bumbu kacang Rp 35.000 kalau untuk yang isi 20 Rp 25.000, mentah atau matang sama," jelasnya.

Setiap hari, Suyamti menjual gebleknya di pinggir jalan di Kawasan Bayat, 8  kilometer dari pusat kota Purworejo.

Baca Juga: Intip Budget Wisata Jeep Magelang, Bisa Keliling Lereng Gunung Merbabu dan Ketep Pass

Namun, warung geblek Suyamti bisa dijangkau sekitar lima menit saja dan searah dengan bandara Yogya International Airport (YIA.

Sekali waktu, Suyamti juga berjualan di beberapa festival kuliner atau pameran dan event di Purworejo.

"Kadang diundang, buka stand, selagi gratis biasanya ikut, untuk menambah penghasilan," imbuhnya.

Tak hanya dari Purworejo saja, pembeli geplek Suyamti juga datang dari berbagai daerah.

"Biasanya kalau mau ke terminal atau bandara ada yang mampir, ada langganan dari Cirebon, Tegal, bahkan Palembang, ada yang bawa untuk oleh-oleh," pungkasnya.

Ibu tiga orang anak itu mengatakan, geblek buatannya bisa bertahan sampai 1 minggu jika dibekukan atau dibawa dalam keadaan mentah.

"Jadi kalau ke luar kota tinggal di masukkan freezer lalu digoreng sewaktu-waktu," katanya.

Geblek buatan Suyamti yang sudah digoreng cocok dinikmati sebagai teman minum kopi atau teh di pagi hari.

Editor


Komentar
Banner
Banner