bakabar.com, BANJARMASIN – Wali Kota, Ibnu Sina punya impian jika masyarakat Banjarmasin sudah bisa lepas masker di awal tahun 2022. Bisakah mimpi itu terealisasi?
Anggota Tim Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin menilai harus lebih dulu terbentuk kekebalan imunitas antara masyarakat di Kota Banjarmasin atau herd immunity.
Namun, Muttaqin berpendapat ada beberapa persoalan yang sepertinya dapat membuat pencapaian kekebalan komunitas sulit untuk dicapai.
Secara teoritis, kata dia, diperlukan 60% hingga 70% populasi yang memiliki kekebalan untuk dapat melindungi penduduk yang belum divaksin.
“Tetapi efikasi tiap merk vaksin tidak sama, rata-rata dari 51 hingga 95%,” katanya.
Maka, semakin rendah efikasi vaksin yang digunakan di masyarakat maka semakin besar jumlah populasi yang harus divaksin.
“Otomatis untuk vaksin yang efikasinya rendah, ambang batas 70% menjadi tidak memadai,” katanya.
Di samping itu, kata dia, tidak hanya pencapaian tingkat vaksinasi yang perlu dikejar, tetapi juga kecepatan vaksinasi.
Per 26 Oktober, jumlah penduduk yang sudah mendapatkan vaksin dosis satu sebanyak 315 ribu orang sedangkan dosis dua 211 ribu warga.
Angka tersebut jika dirasiokan dengan jumlah penduduk maka vaksinasi lengkap di Kota Banjarmasin sudah mencapai 32% populasi dan 16% baru memperoleh satu dosis.
Dari 32% penduduk yang telah menerima dua dosis suntikan vaksin tersebut, sebanyak 5% di antaranya sudah menerima dosis kedua lebih dari enam bulan, 4% lebih dari 4 bulan dan 2% lebih dari 3 bulan.
“Kita perlu belajar dari pengalaman negara lain yang capaian vaksinasinya jauh lebih baik dari Kota Banjarmasin tetapi justru menghadapi situasi buruk,” katanya.
Misalnya vaksinasi lengkap di Singapura sudah mencapai 83% dari jumlah penduduk, tetapi negara kota tersebut saat ini menghadapi ledakan kasus paling besar sepanjang perjalanan pandemi.
Dalam 25 hari terakhir di bulan ini, Singapura mengalami penambahan kasus infeksi sebanyak 79 ribu orang dan 234 kematian.
Berikutnya adalah pengalaman Inggris. Capaian vaksinasi lengkap Inggris sudah sebesar 68% dari populasi di mana sebanyak 13% penduduknya sudah menjadi penyintas Covid-19.
Inggris juga sudah menghadapi puncak ledakan kasus karena varian Delta pada pertengahan Juli dan kini kembali menghadapi masalah yang sama. Selama 1-25 Oktober, laporan infeksi Covid-19 di Inggris mencapai satu juta kasus baru dan 2.947 kasus kematian baru.
Lebih jauh, munculnya varian-varian baru berbahaya juga dapat menurunkan efektivitas vaksin.
“Misalnya dua dosis vaksin Pfizer/BioNTech masih efektif menghadapi varian Delta, tetapi efektivitasnya semakin menurun setelah 1 hingga 3 bulan. Begitu pula kekebalan para penyintas Covid-19 akan mengalami penurunan sehingga jika tidak menjaga prokes berpotensi mendapatkan reinfeksi virus Corona,” katanya.
Berpijak pada beberapa poin tersebut di mana vaksinasi lengkap di Kota Banjarmasin baru mencapai 32% dan penduduk yang menjadi penyintas berdasarkan data resmi sebanyak lebih dari 2%, maka sebaiknya masyarakat lebih waspada.
Selain mempercepat vaksinasi, peningkatan strategi 3T (testing, tracing dan treatment), Pemerintah Kota juga perlu memperkuat edukasi dan penegakkan protokol kesehatan di tengah masyarakat.
Saat ini tengah terjadi euforia pelonggaran di sebagian warga kota di mana tidak hanya terjadi peningkatan mobilitas, kegiatan gathering, tetapi juga mereka mulai menanggalkan masker dan tidak menjaga jarak.
Jadi sebaiknya hindari membuka wacana yang dapat mendorong masyarakat semakin euforia untuk tidak prokes. Lebih berhati-hati ke depan akan kondisi Banjarmasin dengan adanya euforia masyarakat tersebut.