bakabar.com, BANJARMASIN – Para peternak telur ayam yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) Kalimantan Selatan menagih kesejahteraan ke Kantor DPRD Kalsel, Jumat (5/11).
Merek mereka bertemu Pimpinan Komisi II DPRD Kalsel dan mencurahkan keinginannyanya soal harga telur lokal yang anjlok.
Muhammad Rauf misalnya, salah seorang peternak mengatakan tidak hanya masalah yang terkait Karantina distribusi masuknya telur ke Kalimantan Selatan, tapi soal anjloknya harga telur membuat sebagian peternak telur mengalami kerugian.
"Banyak hal permasalahan yang dialami kawan-kawan PINSAR, utamanya adalah terkait dengan telur yang masuk ke kalsel dari Pulau jawa. Perlu ada ijin masuk atau tidak?,” tanya Rauf.
Ia ingin dewan membuatkan aturan agar stok telur di pasaran dapat terkendali
Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalsel, Imam Suprastowo, ada upaya tertentu yang segera dilakukan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi.
"Kita akan mendorong dan merekomendasikan kepada Kepala Dinas Perkebunan & Peternakan untuk segera melaksanakan konsultasi kepada Kementerian terkait (Kementerian Pertanian Cq. Ditjen Peternakan Kesehatan Hewan) untuk memperjelas lebih lanjut persyaratan ijin masukan untuk telur konsumtif, apakah memang diwajibkan bagi seluruh daerah asal yang akan memasukkan produknya atau hanya dalam situasi dan kondisi tertentu saja ijin masukan tersebut dapat menjadi sebuah persyaratan," kata politisi PDIP dalam rapat.
Audensi juga dihadiri dari Dinas Perdagangan Kalsel, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Kalsel, Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Banjarmasin, Perum Bulog Devisi Regional Provinsi serta Organisas ( Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia) ISPI.