Hot Borneo

Melihat Ibadah King Thi Gong di Klenteng Soetji Nurani Banjarmasin

Babi dan kambing itu sudah direbus matang. Diletakkan bersama ragam penganan lain di atas altar sesembahan. Inilah sembahyang khusus untuk Tuhan.

Featured-Image
Matrisia memimpin ibadah King Thi Gong di Klenteng Soetji Nurani Banjarmasin. Foto: apahabar.com/Riyad.

Babi dan kambing itu sudah direbus matang. Diletakkan bersama ragam penganan lain di atas altar sesembahan. Inilah sembahyang khusus untuk Tuhan.

Riyad Dafhi, Banjarmasin.

Minggu (29/1) malam, udara Kota Banjarmasin cukup sejuk. Sedari sore, langit memang mendung, namun hujan deras tak kunjung turun.

Malam itu, Klenteng Soetji Nurani terlihat ramai. Tak seperti biasanya, persis sebelum pintu masuk, berdiri sebuah altar yang cukup panjang. 

Di atas altar bertaplak merah itu, aneka ragam sesaji tersusun rapi. Ada buah-buahan, bebek, kambing, hingga babi yang sudah dimasak. 

Uniknya, babi yang berada di sisi kiri dan kambing di kanannya dipajang utuh. Dari kepala hingga ekor. Semuanya dipersembahkan sebagai bentuk syukur atas nikmat dari Dewa di nirwana.

"Ada juga kue dan permen, diharapkan kehidupan di tahun ini menjadi manis," kata salah seorang Rohaniawan Tridharma (Matrisia), Chitra Suryapandi sembari tersenyum.

Di sudut ruangan klenteng, terlihat sejumlah orang tengah asyik memainkan gamelan Banjar. Irama itu lantas membuat suasana klenteng yang berada di Jalan Pierre Tendean Banjarmasin itu terasa makin semarak.

"Ini akulturasi budaya Banjar dengan Tionghoa. Sudah ada sejak lama," ujar Chitra.

Umat agama Tridharma mengikuti ritual ibadah King Thi Gong di Klenteng Soetji Nurani Banjarmasin. Foto: bakabar.com/Riyad.
Umat agama Tridharma mengikuti ritual ibadah King Thi Gong di Klenteng Soetji Nurani Banjarmasin. Foto: bakabar.com/Riyad.

Pukul 00.00 Wita, tepat ketika memasuki hari ke-9 setelah Tahun Baru Imlek, ritual peribadatan pun dimulai.

Saat itu alunan irama gamelan dihentikan. Berganti dengan bunyi bedug dari dalam klenteng yang dipukul berkali-kali.

King Thi Gong atau Sembahyang Tuhan, ibadah dilakukan untuk bermunajat. Bersyukur dan memuji sang Maha Kuasa atas berkah yang diberikan di tahun sebelumnya.

"Dilakukan pada hari ke-9, karena angka 9 dianggap sebagai yang paling tinggi dan membawa keberuntungan," jelas Chitra.

Dipimpin sejumlah Matrisia, warga Tionghoa lalu duduk bersimpuh. Mereka menghadap ke arah altar seserahan.

Setiap satu orang yang mengikuti ritual diberikan hio (dupa). 

Dalam proses ritualnya, setiap orang akan berlutut sebanyak tiga kali dan menundukkan kepala ke lantai sebanyak sembilan kali.

Selesai itu, mereka kemudian membaca sebuah kitab bersampul kuning yang telah dibagikan oleh Matrisia.

Tiap lembaran berisi bahasa mandari yang artinya berisi tentang puji-pujian kepada Tuhan.

Sesudah itu, mereka kemudian berjalan mengitari altar. Ritual ibadah sudah hampir selesai ketika Matrisia memercikan air dari dalam mangkok yang dicampur tanaman. Lebih seperti 'tapung tawar' di budaya Banjar.

Selanjutnya, umat kemudian diberikan angpao yang berisi kertas kecil. Maknanya untuk tolak bala. Biasa disebut 'Hu'.

Lebih dari satu jam atau pada Senin (30/1) dini hari, ritual peribadatan pun akhirnya selesai. 

Sementara itu, sesaji yang di atas altar nantinya akan dibagikan kepada umat lain agar merasakan kebahagiaan yang sama di tahun baru ini.

Matrisia lain, HengkyYulianus Sofian menjelaskan kembali, jika makna dari ibadah ini adalah ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada sang Dewa Langit.

"Karena telah melalui setahun penuh dengan penuh berkah. Juga sebagai doa agar selalu dilindungi di tahun mendatang," terangnya.

Sementara itu, kata dia, untuk seserahan, kebanyakan berjumlah dua belas. 

"Misal ada dua belas macam buah-buahan, dua belas kue hingga dua belas lauk pauk. Maknanya melambangkan dua belas bulan dalam satu tahun," tuturnya.

Malam itu, kebahagiaan di Klenteng Soetji Nurani sangat hangat terasa. Para warga yang hadir saling melemparkan salam dan senyum. Mereka bersuka cita dalam kebaikan, serta berharap kebaikan untuk tahun mendatang.

Editor


Komentar
Banner
Banner