Tanggul Laut

Megaproyek Giant Sea Wall Menhan Prabowo Menuai Kritik di Jateng

Rencana pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) oleh Menhan Prabowo Subianto di sepanjang jalur Pantai Utara Jawa jadi sorotan.

Featured-Image
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat mengecek progres pembangunan tanggul laut di kawasan Tambaklorok, Semarang, Jateng. ANTARA/HO-Pemkot Semarang

bakabar.com, SEMARANG -  Rencana pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) oleh Menhan Prabowo Subianto di sepanjang jalur Pantai Utara Jawa jadi sorotan.

Terutama dari aktivis lingkungan. Konsep giant sea wall telah diterapkan dalam pembangunan di pesisir Jawa Tengah.  Di mana berfungsi pula sebagai tanggul laut.

Baca Juga: Prabowo Minta Pembangunan 'Giant Sea Wall' Jangan Terjebak Politik

Pembangunan yang dimaksud adalah  proyek yang sampai saat ini masih berjalan. Yaitu Tol Semarang-Demak seksi 1.

Para aktivis menilai proyek itu kurang melihat sisi lainnya. Selain penanggulangan fenomena rob.

Peneliti Koalisi Maleh Dadi Segoro Eka Handriana menilai, megaproyek itu tak memikirkan dampak selanjutnya.

Kata dia, persoalan di pesisir pantura Jawa Tengah, khususnya di Semarang-Demak tak hanya persoalan rob. Tapi juga persoalan kehidupan masyarakat yang ada di pesisir.

"Karena persoalan di sini (Semarang-Demak) tidak hanya soal rob saja namun soal penghidupan juga," ucapnya saat diskusi Dampak GSW di Pantura Jateng, Jumat (12/1).

Eka memberikan contoh pembangunan tanggul laut yang ada di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Eka mengatakan emang betul fenomena rob di pelabuhan tidak terjadi lagi.

Namun rob itu sendiri kini menimpa daerah yang ada di sekitarnya, seperti daerah Sayung yang ada di Demak, yang kini daerah tersebut semakin hilang daratannya gara-gara rob itu sendiri.

"Terbukti tanggul yang dibuat untuk pelabuhan itu justru menimpa sayung menjadi semakin parah kehilangan daratannya," ujarnya.

Eka mengungkapkan ada kekuatiran dari masyarakat yang ada di sana, akan timbulnya persoalan lain, yang mana disisi lain persoalan rob telah diatasi.

Baca Juga: Prabowo Bilang Megaproyek Giant Sea Wall Butuh Waktu 40 Tahun

Eka menyebut mayoritas masyarakat yang ada di pesisir ialah seorang nelayan, yang mana kelangsungan hidup mereka bergantung dengan melaut dan bertambak.

Di mana, nantinya apabila Tanggul Laut atau GSW itu telah dibangun akses-akses penghidupan masyarakat menjadi hilang.

"Seperti air payau yang tidak lagi bisa mengaliri tambak-tambak yang ada di sana. Kalau ditanggul, maka perahu-perahu tidak akan bisa ke laut," ucapnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner