bakabar.com, JAKARTA - Pemerintah Kota Yogyakarta meminta wisatawan yang berencana menghabiskan masa libur Lebaran di kawasan Malioboro untuk memaksimalkan penggunaan moda transportasi umum alih-alih menggunakan kendaraan pribadi.
“Kawasan Malioboro, Tugu, dan Keraton adalah kawasan yang kerap menjadi tujuan utama wisatawan semasa libur Lebaran dan dapat dipastikan terjadi kepadatan lalu lintas di ruas-ruas jalan tersebut,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif di Yogyakarta, Sabtu (22/4).
Oleh karenanya, lanjut Agus, wisatawan diimbau untuk lebih memaksimalkan penggunaan moda transportasi umum apabila ingin menuju ke kawasan Malioboro agar tidak terjebak kepadatan lalu lintas.
“Misalnya menggunakan angkutan daring, menggunakan moda transportasi bus Trans Jogja atau menggunakan moda kereta rel listrik (KRL),” terangnya.
Baca Juga: Ribuan Warga Salat Id di Alun-alun Selatan Yogyakarta
Dengan menggunakan moda transportasi umum, wisatawan tidak akan direpotkan untuk mencari lahan parkir di kawasan tersebut.
“Kami juga berkoordinasi dengan pihak lain seperti Bandara Adi Sutjipto di Maguwo untuk parkir kendaraan. Wisatawan bisa memanfaatkan KRL untuk menuju Malioboro,” katanya.
Selama libur Lebaran, KRL Yogyakarta-Solo beroperasi 30 perjalanan sehari yang dimulai dari pukul 05.05 WIB hingga 23.35 WIB.
Perkiraan awal menyebut ada sekitar 5,6 juta pemudik yang masuk ke DIY, dimana 70 persen di antaranya menggunakan mobil pribadi. Dengan demikian, akan ada sekitar 1,5 juta hingga dua juta kendaraan pribadi yang masuk ke DIY selama libur Lebaran.
Baca Juga: Duh, Kuota Parkir di Yogyakarta Mulai Menipis
“Prediksi jumlah kendaraan yang masuk ke DIY tentu sangat banyak dan ini berat. Makanya perlu dilakukan rekayasa lalu lintas,” terangnya.
Selama libur Lebaran, Pemerintah Kota Yogyakarta juga akan mengubah peruntukan tempat khusus parkir (TKP) yang semula untuk bus pariwisata menjadi parkir untuk kendaraan pribadi.
“Peningkatan kepadatan lalu lintas di Yogyakarta diperkirakan terjadi H+ Lebaran. Kami akan lalukan rekayasa progresif sesuai kondisi kepadatan lalu lintas,” tutupnya.