Hot Borneo

Masyarakat Batola Diimbau Waspada, Banjir Rob Diprakirakan Berlangsung Sepekan

Tidak cuma semalaman, banjir rob akibat air pasang yang mengelilingi Barito Kuala diprakirakan akan berlangsung selama sepekan.

Featured-Image
Luapan air Sungai Barito menggenangi pekarangan salah satu rumah warga di Marabahan, Senin (6/12) dini hari. Foto: Istimewa

bakabar.com, MARABAHAN – Tidak cuma semalaman, banjir rob akibat air pasang yang mengelilingi Barito Kuala diprakirakan akan berlangsung selama sepekan.

Hampir sepanjang malam, Minggu (5/12), hingga menjelang pagi, Senin (6/12), hampir semua kawasan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito terimbas air pasang.

Tidak hanya sejumlah ruas jalan, air juga menggenangi rumah warga hingga setinggi mata kaki. Warga yang menyimpan gabah kering giling di rumah, juga harus memindahkan ke tempat kering.

Kawasan terdampak mulai dari Kecamatan Tabunganen yang langsung berbatasan dengan Laut Jawa, kemudian Tamban, Alalak, Anjir Muara, Belawang, Barambai, Rantau Badauh, Cerbon, Marabahan, Bakumpai, Tabukan hingga Kuripan.

“Mengacu prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi ini akan bertahan hingga sepekan mendatang,” papar Plt Kalak Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batola, Irmansyah Hadi, Senin (6/12).

Dalam sepekan tersebut, ketinggian air diprediksi mulai dari 2,11 hingga tertinggi 2,40 meter di atas permukaan laut (mdpl).

“Namun ini masih permulaan, karena puncak pasang diprakirakan berlangsung dalam rentang Januari hingga Februari 2022,” imbuh Irmansyah.

Menyikapi situasi yang terjadi, BPBD Batola mengimbau masyarakat di DAS Barito untuk berhati-hati terhadap aliran listrik di dalam rumah dan binatang melata.

“Kami juga terus memantau situasi. Kalau peralatan evakuasi, semua alat bantu seperti perahu karet dan speed boat sudah disiapkan,” beber Irmansyah.

“Sementara status masih siaga darurat banjir. Kecuali nanti air semakin meninggi hingga selutut dan menetap selama satu minggu, status akan dinaikkan menjadi tanggap darurat,” sambungnya.

Meski masih berstatus siaga darurat banjir, pasang air yang cukup cepat tak urung membuat warga sedikit khawatir.

“Seingat kami dalam 30 tahun terakhir, inilah pasang tertinggi Sungai Barito,” papar Rahimi, salah seorang warga Marabahan.

“Biasanya sekalipun air pasang sepanjang musim hujan, air belum pernah masuk rumah. Makanya kami sempat santai saja melihat air mulai pasang, sebelum akhirnya harus mengamankan barang-barang,” tandasnya.



Komentar
Banner
Banner