bakabar.com, JAKARTA - Bayangkan bila bulan bisa bercacing. Ya, fenomena langit Bulan Purnama Cacing atau lazim disebut Worm Moon akan muncul pada malam ini, Selasa (7/3) WIB. Lantas, mengapa dinamai sebagai Bulan Cacing?
Adalah The Farmer's Almanac yang pertama kali mengistilahkan bulan purnama Maret sebagai Worm Moon. Di mana sebutan demikian bermula dari maraknya cacing tanah yang muncul di musim semi.
Kondisi itulah yang mengundang burung robin dan burung lain untuk memberi makan anak-anak mereka sehingga penamaan Bulan Cacing menjadi relevan dengan kondisi tanah pertanian di masa tersebut.
Musim Semi, Kulit Pohon Mencair
Bukan hanya merujuk dari The Farmer's Almanac, informasi soal nama Worm Moon selanjutnya berasal dari penjelajah Abad ke-18, Jonathan Carver.
Ia menulis bahwa nama bulan ini mengacu pada jenis 'cacing' yang berbeda. Yakni berupa larva kumbang yang mulai muncul dari kulit pohon yang mencair setelah bersembunyi di musim dingin.
Dikutip dari akun Instagram Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bulan purnama Maret ini bakal mencapai puncaknya pada Selasa (7/3) pukul 19.40 WIB, 20.40 WITA, dan 21.40 WIT.
Menurut The Sky Live, Bulan saat ini berada 251.072 mil (404.062 kilometer) dari Bumi, baik pada titik terjauh (apogee) maupun terdekatnya (perigee).
Setelah Worm Moon ini, Bulan Purnama berikutnya akan terjadi pada 5 April, yang kadang disebut Bulan Merah Muda, diambil dari nama bunga liar merah muda yang mulai mekar saat ini di beberapa bagian Amerika Utara.
Bulan Kerak Salju
Selain Bulan Purnama cacing, ada lagi istilah lain yang juga digunakan masyarakat di Benua Amerika. Pusat Studi Penduduk Wasli Amerika mengenal bulan purnama Maret ini sebagai Onaabidin Giizis atau Bulan Kerak Salju.
NASA menyebutkan bila warga Eropa mengenal bulan purnama Maret sebagai Bulan Pra-paskah, setelah periode puasa umat Kristen sebelum Paskah, yang bertepatan dengan periode siklus bulan ini.
Bulan purnama juga bertepatan dengan Purim, hari raya Yahudi yang merayakan keselamatan bangsa Yahudi dari rencana pembunuhan semua warga Yahudi di Persia kuno. Purim 2023 akan dimulai pada malam tanggal 6 Maret dan berlanjut hingga malam tanggal 7 Maret.
Sedangkan bagi umat Hindu, bulan purnama bulan Maret ini menandai festival Holi, perayaan cinta dewa Radha Krishna dan kemenangan kebaikan atas kejahatan.
Selama festival Holi, orang-orang yang bersuka ria menyalakan api unggun dan saling menyiram dengan bubuk warna-warni atau air yang diwarnai.
Buat umat Buddha, bulan purnama Maret adalah bulan purnama dari bulan lunar ketiga, waktunya festival Magha Puja di Kamboja, Laos, Thailand, dan Sri Lanka. Festival ini merayakan pertemuan kuno para murid dengan Buddha.