bakabar.com, BANJARMASIN – Liga Mahasiswa kurang begitu familiar di mata masyarakat, jika dibanding Liga Pendidikan atau kompetisi lainnya.
Wajar jika kemudian ajang ini sedikit pesertanya, sehingga mengakibatkan jadwalnya molor dari yang ditetapkan.
Sejatinya liga yang berada di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ini dihelat Mei 2019. Bahkan, untuk di Pulau Jawa melaksanakannya akhir April tadi.
Lalu bagaimana di Kalsel? Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Kalsel mempunyai alasan mengapa kompetisi tak bisa menggelar sesuai jadwal tersebut.
“Saat ini jumlah peserta kita masih sangat kurang. Untuk sekarang saja, cuma ada tiga perguruan tinggi yang mendaftar, di antaranya Politeknik Tanah Laut, UNISKA dan juara bertahan JPOK Unlam,” ujar Sekretaris Asprov PSSI Kalsel, Baktiansyah kepada bakabar.com, Sabtu (04/05/2019).
Dia berharap dengan diundurnya jadwal kompetisi ini, perguruan tinggi lain bisa berpartisipasi. “Sehingga kompetisi kita semakin ramai dan persaingan semakin ketat,” harapnya.
Tahun lalu, Liga Mahasiswa yang memperebutkan piala Kemenpora ini hanya diikuti 4 peserta untuk zona Kalsel.
Tahun ini, Asprov PSSI Kalsel menargetkan minimal 8 fakultas perguruan tinggi.
Sejauh ini, Asprov yang berkolaborasi dengan Kemenpora, sudah memberikan undangan. Namun sayang kurang direspon.
“Padahal kita sudah memberikan undangan tersebut jauh-jauh hari,” tambah Bakti.
Bahkan, Bakti menjelaskan pendaftaran dibolehkan satu perguruan tinggi mengikutsertakan beberapa fakultas.
Namun pada saat lolos ke nasional nantinya, yang dipakai bukan lagi nama fakultasnya, akan tetapi nama perguruan tingginya.
Regulasi yang dipakai ditahun ini hampir sama dengan tahun sebelumnya, yakni masih menggunakan format setengah kompetisi.
Para pemain merupakan kelahiran tahun 1998, dan berstatus sebagai mahasiswa aktif.
Yang berubah hanya pada saat lolos dari zona Kalsel, tidak lagi masuk ke regonal Kalimantan. Namun berhak langsung lolos ke tingkat nasional.
“Juara masing-masing zona nantinya bakal menjadi wakil masing-masing daerah untuk bertarung di level nasional. Rencananya berlangsung di Yogyakarta 17 hingga 22 September 2019,” terangnya.
Pemilihan tempat tersebut tidak lain karna kota Gudeg itu juga terkenal dengan sebutan kota pendidikan dan banyak terdapat perguruan tinggi di sana.
Sementara itu tim dari Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (JPOK) FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) optimis mempertahakan gelar juara sehingga berhak mewakili Kalsel di pentas nasional.
“Kita yakin bisa mempertahankan sebagai juara bertahan tahun ini. Karena tim kita saat ini sudah melakuakan persiapan sejak lama. Hampir tiap hari juga kita melakuakan latihan,” ucap pelatih kepala JPOK, Madan.
Hal ini sudah mereka buktikan dengan merebut peringkat dua turnamen sepakbola kategori umum yang diadakan Askot PSSI Banjarbaru, beberapa waktu lalu.
Ini pun jadi modal kuat mereka untuk mengikuti Liga Mahasiswa tahun 2019. Disamping itu, materi pemain JPOK pun tidak main-main.
Ada 60 persen pemain yang memperkuat JPOK kali ini berasal dari pemain liga 3 yang tersebar dibeberapa klub di Kalsel.
Tahun lalu, mereka juga berhak mewakili ke tingkat nasional. Namun sayang karena kekurangan dana, sehingga urung tampil.
“Jika nanti kami bisa lolos lagi, harapannya ada beberapa pihak, baik itu sponsor ataupun donatur yang bisa membantu kami untuk bisa berangkat ke Yogyakarta nanti. Karena kami bertading bukan cuman membawa nama fakultas saja, tapi juga membawa nama daerah,” pungkas Madan.
Baca Juga: Puas Curi Satu Poin, Kini Barito U16 Bidik Kemenangan dari Persela
Baca Juga:Jacksen Sudah Tak Sabar, Berikut Jadwal Terbaru Barito Putera di Liga 1 2019
Reporter: Ahc02
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin