bakabar.com, MARABAHAN – Rehabilitasi Daerah Irigasi Rawa (DIR) Handil Bakti sudah rampung. Pengerukan aliran sungai yang memperparah banjir Barito Kuala di awal 2021 ini pun mulai disosialisasikan.
Pengerukan ini merupakan tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Bidang Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA).
Dipantau dari laman LPSE Kementerian PUPR, rehabilitasi saluran sepanjang 75 kilometer tersebut menggunakan anggaran sebesar Rp27 miliar. Semua proses pengerjaan dilakukan kontraktor pelaksana PT Sinar Mustika Prima.
Dalam tahap awal, pengerjaan ini mulai disosialisasikan kepada masyarakat desa yang akan merasakan manfaat rehabilitasi di Kecamatan Alalak, Mandastana dan Belawang.
“Pekerjaaan ini akan menangani DIR Handil Bhakti, termasuk sejumlah saluran sekunder dan tersier yang tersebar di Alalak, Mandastana dan Belawang,” papar Kasatker PJPA, M Harliansyah, dalam sosialisasi di Kantor Kecamatan Alalak.
Baca juga:Korban Banjir di Batola Mulai Diungsikan Hingga Marabahan
Baca juga:Alalak Batola Dilanda Banjir, Jalan Trans Kalimantan Jadi Area Parkir
“Diharapkan saluran air ke Sungai Barito semakin lancar, sehingga tidak terjadi lagi penyumbatan air dan membantu sistem irigasi pertanian,” tambahnya.
DIR Handil Bakti yang juga terhubung dengan Sungai Alalak, memiliki saluran sekunder sepanjang 62.500 meter dan saluran tersier 143.100 meter.
Sedangkan luas baku mencapai 9.336 hektar dengan luas potensial/fungsional 7.355 hektar, serta mengaliri kawasan persawahan seluas 6.900 hektar.
Sebelum akhirnya akan direhabilitasi, penurunan manfaat DIR Handil Bakti ikut memperparah banjir yang melanda Batola di awal Januari 2021.
Penyebabnya adalah gulma dan tumpukan sampah yang memenuhi sebagian besar permukaan sungai. Pun sungai semakin dangkal dan tak sanggup menampung debut air dalam jumlah besar.
“Tentu kami berharap rehabiltasi bisa memberikan efek yang positif kepada petani,” sahut Elly Rahmah, Kepala Desa Belandean di Kecamatan Alalak.
“Kami juga mengusulkan agar pembuangan tanah ditata menjadi jalan usaha tani yang rapi. Artinya setelah pekerjaan saluran air selesai, jalan pun bisa dimanfaatkan masyarakat,” tandasnya.