Kredit Usaha Rakyat

Layanan KUR Belum Efektif, Peneliti: Perlu Perluas Jaringan Perbankan

Peneliti Mirae Aset Sekuritas M Nafan Aji berharap pengembangan efektivitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) bisa ditingkatkan.

Featured-Image
Pekerja menjemur kulit sapi di sentra produksi bahan baku kerupuk kulit di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (21/6/2023). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengungkapkan realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 12 Juni 2023 telah mencapai Rp87,48 triliun atau 19,44 persen dari target tahun ini sebesar Rp450 triliun. Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Peneliti Mirae Aset Sekuritas M Nafan Aji berharap pengembangan efektivitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) bisa ditingkatkan. Salah satunya dengan memperluas jaringan perbankan di daerah-daerah sehinggapenyaluran KUR bisa lebih optimal.

Dengan adanya peningkatan pasar hal itu akan berpengaruh terhadap tren penyaluran KUR di daerah.

"Secara tren, sisi kebutuhan KUR mikro itu meningkat, sehingga jangkauan atau akses bagi perbankan juga ditingkatkan," kata Nafan kepada bakabar.com Senin (31/7).

Selama ini, menurut Nafan, akses penyaluran KUR masih terkendala jarak. Padahal stabilitas perekonomian domestik sudah lebih terjaga dengan ditopang oleh pemerataan pertumbuhan ekonomi di daerah.

Baca Juga: Coporate Secretary BRI Akui Penyaluran KUR Sempat Alami Hambatan

"Tiap daerah sekarang memiliki potensi yang kuat agar mampu mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi, jangan sampai terhalang karena jarak," jelasnya.

Saat ini, layanan KUR merupakan hal penting yang menjadi kebutuhan bagi para pelaku usaha menengah kecil di daerah. Untuk itu, penetrasi harus dilakukan oleh institusifinansial sehingga pelaku UMKM bisa mengembangkan usahanya dengan akses modal yang lebih bisa dijangkau.

"Perlu adanya ketersediaan cabang, bagi perbankan agar bisa lebih jauh lagi dalam menyalurkan KUR agar bisa lebih terjangkau," ucapnya

Kredit Usaha Rakyat (KUR) merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM berupa kebijakan pemberian kredit/pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur individu/perseorangan, badan usaha, dan/atau kelompok usaha yang produktif dan layak, namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup.

Baca Juga: Program KUR, Kemenko Ekonomi: Jateng jadi Wilayah Penyaluran Tertinggi

Tujuan dilaksanakannya program KUR antara lain adalah untuk meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif, meningkatkan kapasitas daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

BRI merupakan bank penyalur utama dalam program KUR dengan rata-rata kontribusi sebesar 70-75% dari total penyaluran yang dilakukan oleh Himbara. Pada tahun 2021 realisasi penyaluran KUR BRI Rp195,6 triliun atau 75% dari total kuota Himbara Rp262,9 triliun dengan alokasi penyaluran pada Sektor Produksi 59% dan Sektor Non Produksi 41%.

Tahun 2022 kuota KUR yang diperoleh BRI sebesar Rp254,1 triliun atau 76,5% dari kuota KUR Himbara sebesar Rp332,7 triliun. Rata-rata rasio penyaluran KUR BRI terhadap rumah tangga secara nasional 9,5% yang berarti dari 100 rumah tangga, 9,5 nya telah memperoleh layanan KUR.

Rasio tersebut terus mengalami peningkatan yang menunjukkan coverage KUR BRI semakin luas.

Editor
Komentar
Banner
Banner