Kalsel

Lawan Covid-19, Kampung Tangguh Banua di Banjarbaru Andalkan Kerukunan

apahabar.com, BANJARBARU – Kampung Tangguh Banua di Kelurahan Syamsudin Noor Banjarbaru mengandalkan kerukunan untuk perang melawan…

Featured-Image
Kampung Tangguh Banua, Kelurahan Syamsudin Noor Banjarbaru RT 45 saat pandemi Covid-19.Foto- Istimewa

bakabar.com, BANJARBARU – Kampung Tangguh Banua di Kelurahan Syamsudin Noor Banjarbaru mengandalkan kerukunan untuk perang melawan Covid-19.

Dari beberapa Rukun Tetangga (RT) di kawasan tersebut, bakabar.com berkesempatan menyambangi RT 45.

Terpantau, banyak terdapat spanduk yang berisikan imbauan seperti pola hidup bersih dan sehat, menggunakan masker, dan physical distancing. Tamu dari luar pun wajib lapor.

Warga di sana pun taat dengan imbauan-imbauan tersebut. Lingkungan mereka tampak bersih dan tampak tidak ada warganya yang kumpul-kumpul

Ketua RT 45, Surianoor mengungkapkan, warganya taat akan physical distancing. Karena itu, kata dia, jangan heran jika melihat kawasan ini sepi seperti tanpa penghuni meskipun orangnya ada di rumah.

“Ya kan physical distancing, jadi tidak ada warga yang ngerumpi atau ngumpul kecuali ada acara ya itu pun dibatasi. Ditambah lagi banyak yang kerja jadi terlihat sepi padahal banyak penduduknya,” jelas Surianoor kepada bakabar.com, Kamis (2/7) siang.

Diungkapkannya pula, kawasan Kampung Tangguh Banua di wilayahnya itu terfasilitasi dalam hal penanganan Covid-19.

“Di sini lengkap, ada tempat karantina, ada dapur umum, kolam ikan, pos keamanan, bidan, tim kebersihan, pokoknya lengkap lah,” rincinya.

Semua bersatu padu tanpa ada perbedaan pendapat jika terkait Covid-19. Bahkan yang dikarantina pun mendapat perhatian hampir dari semua warga disekitarnya.

Perhatian yang dimaksud ialah, perhatian positif, dengan mengunjungi atau menengok dari depan rumah untuk sekedar menanyakan keperluan juga memasakkan makanan untuk warga yang sedang dalam masa karantina.

Di mana pengidap Covid-19 disini diperlakukan bak tamu istimewa bukan dengan caci atau maki bahkan penolakan.

“Di kelurahan ini banyak yang kena (Covid-19) tapi di sini (RT 45) hanya ada satu yang kena dan karantina sendiri (dirumah) kondisinya diperhatikan tetangga, bidannya ngecek terus. Jadi tidak malu yang bersangkutan, karena semua di sini mendukung kesembuhan beliau,” ungkapnya.

Sehingga kebutuhan pengidap selama masa karantina terjamin di wilayah itu.

“Hari ini beliau minta cumi, udang, sama lombok, katanya buat makan selama 3 hari. Kami berikan, semua tetangga di sini membantu, saling tolong menolong,” sambungnya.

Segala keperluan warga yang dikarantina, kata Suriannoor, dananya bersumber dari swadaya masyarakat atau hasil dari sumbangan, bukan dari pemerintah.

Menurut Surianoor, kerukunan dan rasa kebersamaan dikampungnya itu adalah nomor satu dan merupakan ciri khas kampungnya.

“Kampung kami tidak punya apa-apa, kerukunan itu saja andalan kami, makanya di sini yang dikenal orang itu kerukunan dan kerjasamanya itu saja untuk RT sini,” terangnya.

Tidak pernah terjadi penolakan terhadap pasien Covid-19 di kampung itu, maka tak salah Kelurahan Syamsudin Noor terpilih menjadi Kampung Tangguh Banua.

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner