bakabar.com, PARINGIN - Pemerintah Kabupaten Balangan melalui Balitbangda bekerjasama dengan Poltekkes Kementerian Kesehatan telah menggelar seminar laporan akhir kajian prevalensi stunting.
Bertempat di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan, acara digelar pada Kamis (3/12) tadi.
Kepala Balitbangda Aidinnor mengharapkan dari hasil kajian ini seluruh SKPD terkait dapat bersinergi tentang program dan kegiatannya dalam rangka menyusun RPJMD kedepan.
“Mudah-mudahan nanti stunting di tahun 2024 sesuai RPJMD kita dapat mencapai target, serta teman-teman di Balitbangda nanti mampu terus menerus melaksanakan program kajian tersebut dilanjutkan dengan evaluasi nanti sampai tahun 2024," ujar Aidin kepada bakabar.com, Minggu (06/12).
Terpisah, Bahrul Ilmi selaku ketua tim menyampaikan keterlibatan lintas program dari Departemen Agama, Dinas Pertanian, Bapppeda, BKKBN, serta dari Kemendes sebagai komitmen mereka mengatasi masalah stunting di Balangan.
“Saya rasa teman-teman disini memang benar-benar ingin berkomitmen mengatasi stunting agar kita bisa menyelesaikan kasus stunting ini,” katanya.
Dari Kementerian sendiri hanya menargetkan 17 persen, tapi Presiden Jokowi ingin penurunan angka stunting mencapai 14 persen. “Dan ini tantangan kita, bagaimana memutus mata rantai untuk kejadian stunting,” timpalnya.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya (kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi baru nampak setelah anak berusia 2 tahun).
Bahrul menyadari dari hasil penelitian dan kajian ini bahwa kejadian stunting adanya memang dimasalah kesehatan, tetapi untuk mengatasinya penting sekali keterlibatan lintas sektor dan lintas program secara bersamaan.