bakabar.com, BANJARBARU – Lapas Kelas IIB Banjarbaru terus berinovasi dalam melaksanakan salah satu fungsi pemasyarakatan.
Salah satunya melalui proses Pembinaan Kemandirian. Seluruh warga binaan pemasyarakatan (WBP) diharapkan mampu terampil, gigih, mandiri, dan produktif untuk bekal dilingkungan masyarakat suatu hari nanti.
Nyatanya, panen perdana sawi pakcoy tersebut mempunyai lahan dengan luas bidang tanah hanya beberapa meter saja. Lahan kosong di dalam lapas berhasil dimanfaatkan menjadi sebuah perkebunan sayur hidroponik yang akan terus berkembang.
Panen perdana pakcoy juga tidak terlepas hasil kerja sama dan pelatihan dari para instruktur dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Banjarbaru.
Menurut seorang WBP yang terjun langsung mengurusi kebun tersebut mengungkapkan, proses produksi dimulai dari pembibitan hingga masa panen yang hanya membutuhkan waktu sekitar 40 hari, dan air asupan utamanya.
Kalapas Banjarbaru, Amico Balalembang, melalui Kasi Binadik, Septyawan Kuspriyo, mengatakan dalam proses perawatan dan pemeliharaan, pihaknya melibatkan sekitar 5 orang WBP yang kerja dalam lapas setiap harinya dengan pengawalan petugas perkebunan, selain itu lahan kebun hidroponik juga dekat pos penjagaan Karupam.
Kendala pandemi saat ini, tidak menjadi hambatan bagi WBP dalam mengikuti berbagai kegiatan positif yang telah menjadi program kerja Lapas Banjarbaru.
“Program pembinaan kemandirian hidroponik ini akan terus kita kembangkan, dan semoga menjadi bekal terampil WBP hingga selesai menjalani masa pidananya,” jelasnya.
Selain sayuran hidroponikjenis sawi pakcoy, ke depan akan menambah variasi sayur hidroponik lainnya seperti selada, kangkung, bayam dan sejenisnya.
Sementara hasil panen perdana sawi pakcoy sebagian memenuhi kebutuhan dapur untuk bahan makanan WBP dan sebanyak 50 kg akan dilepas ke pihak ketiga atau pasaran.