Kalsel

Lampu Hijau Pemkot ke THM Saat Tahun Baru Disorot Pakar Covid-19 ULM

apahabar.com, BANJARMASIN – Pemkot Banjarmasin memberi lampu hijau kepada pengelola tempat hiburan malam (THM) untuk beroperasi…

Featured-Image
Kebijakan Pemkot Banjarmasin soal THM mendapat sorotan dari Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin. Foto-Dok

bakabar.com, BANJARMASIN – Pemkot Banjarmasin memberi lampu hijau kepada pengelola tempat hiburan malam (THM) untuk beroperasi selama natal dan tahun baru.

Tapi kebijakan ini mendapat sorotan dari Pakar Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin.

"Kebijakan tersebut kontradiktif dengan ancaman penyebaran varian omicron," ucapnya kepada bakabar.com, Selasa (21/12).

Muttaqin menilai kebijakan Pemkot Banjarmasin sangat bertentangan dengan ancaman penyebaran varian omicron.

Meski dari laporan awal, risiko infeksi varian ini hanya bergejala ringan, Muttaqin meminta masyarakat tidak meremehkan omicron.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lanjut dia, sudah memperingatkan varian omicron lebih cepat menular dibanding delta.

"Masyarakat di seluruh dunia diminta menunda atau membatalkan perayaan natal dan tahun baru demi mencegah penularan Covid-19 yang kembali melonjak," kata dia menirukan pernyataan Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Hal yang paling dikhawatirkan yakni penyebaran varian omicron kalangan lanjut usia dan yang belum divaksin. Sebab, sudah ada kasus kematian akibat varian Omicron di Inggris dan Amerika Serikat.

Mestinya, lanjut dia, Pemkot Banjarmasin harus belajar dari pengalaman libur akhir tahun lalu.
Saat itu, kasus Covid-19 meledak di sejumlah daerah, termasuk Banjarmasin.

"Penyebab utamanya adalah terjadinya lonjakan mobilitas penduduk, baik mobilitas lokal, antar daerah maupun antar pulau," paparnya.

Dari pelajaran tersebut, kata Muttaqin, Pemko seharusnya semakin waspada menyiapkan kebijakan mitigasi.

"Bukannya melakukan pelonggaran di tengah ancaman varian omicron tersebut," singgungnya.

Dia menyarankan agar penerapan prokes di masyarakat lebih diperketat. Kemudian melakukan sejumlah kebijakan yang dapat mengurangi mobilitas penduduk. Mengurangi tingkat kepadatan tempat-tempat kegiatan sosial ekonomi masyarakat.

"Itu tindakan untuk pencegahan, sehingga jika sudah terjadi transmisi lokal, masyarakat sudah siap menghadapinya dengan adanya mitigasi tersebut," ujarnya.



Komentar
Banner
Banner