Banjarmasin Hits

Kualitas Udara Banjarbaru Menurun, Begini Imbauan Wali Kota

Kualitas udara di Banjarbaru mulai menurun, Wali Kota Banjarbaru M. Aditya Mufti Ariffin mengajak masyarakat berkerjasama menekan dampak Karhutla.

Featured-Image
Kabut asap di Guntung Manggis tadi pagi. Foto-apahabar/Fida

bakabar.com, BANJARBARU - Kualitas udara di Banjarbaru menurun. Wali Kota Banjarbaru M Aditya Mufti Ariffin mengajak masyarakat berkerja sama menekan dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

"Dengan adanya Karhutla kami mengimbau kepada masyarakat bisa bersama - sama menjaga lingkungan. Jangan membuka lahan dengan membakar, bekerja sama dengan dinas terkait untuk pembersihan lahan karena kita lihat udara di Banjarbaru saat ini terutama landasan ulin dan Liang Anggang Anggang sangat buruk," katanya kepada awak media, Senin (28) siang. 

Termasuk juga katanya pembakaran sampah, karena pada musim Kemarau ini sangat rawan sekali kejadian kebakaran. 

"Jadi kami berharap kerjasama dengan masyarakat tentunya juga dari aparat penegak hukum yang saat ini sedang memeriksa terkait Karhutla, jadi jangan sampai ada Karhutla yang disengaja oleh masyarakat," lanjutnya. 

Sebab sebutnya hingga hari ini kualitas udara di Banjarbaru termasuk kurang baik. 

Sementara itu, warga Guntung Manggis, Faraz mengatakan jika kabut asap hari ini terjadi hingga sampai pukul 08.30 Wita. 

"Saya berangkat jam setengah sembilan anggota itu masih tebal sekali kabut asapnya, tapi menuju ke arah balai kota itu agak berkurang," katanya. 

Hanya saja, kabut asap saat ini katanya sudah mulai berdampak ke kesehatannya. Sebab, ia mulai batuk dan sesak. 

"Asap sudah masuk rumah, hidung ga enak dan sesak dada," cetusnya. 

Adapun untuk kualitas udara per hari ini di Ibu Kota Provinsi Kalsel, dalam kategori sedang dengan parameter kritis di HC. 

Diwartakan bakabar.com sebelumnya Kualitas udara di Banjarbaru tidak sehat, berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) per Sabtu (26/8) lalu. 

Tercatat melalui Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Ambien (SPKUA) Kota Banjarbaru di RTH Masjid Al-Munawarah, terjadi peningkatan untuk Parameter PM 2,5 dan HC.

"Konsentrasi parameter PM2,5 dan HC tinggi melebihi angka 100," ungkap Kepala Bidang (Kabid) Penegakan Hukum dan Pengendalian LH, DLH Kota Banjarbaru, Shanty Eka Septiani. 

Dijelaskannya, Particulate Matter (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer). 

Artinya, pelbagai material yang terkandung dalam PM2,5 ini dapat menyebabkan berbagai gangguan saluran pernapasan seperti infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA, kanker paru- paru, kardiovaskular, kematian dini, dan penyakit paru-paru obstruktif kronis. 

"PM2,5 dan HC ini berdampak penting untuk kesehatan manusia, ditandai dengan kondisi di lapangan saat ini terjadi kabut asap. Kalo HC itu biasanya indikasinya dari tranportasi, industri dan pembakaran kayu atau kebakaran hutan," ungkapnya. 

Lantas, apakah kualitas udara yang tidak sehat ini dampak dari karhutla? 

Shanty bilang, karhutla memang salah satu penyebabnya, namun kepadatan transportasi di Ibu Kota Provinsi (IKP ) Kalsel kala akhir pekan juga memungkinkan menjadi sebab lainnya. 

"Cuma diperhatikan kalau weekend HC ini agak naik…jadi ada kemungkinan juga karena transportasi meningkat diseputaran Banjarbaru kalau weekend kan Banjarbaru memang banyak pendatang tapi ini opini pribadi saja melihat fluktuasi data," jawabnya. 

Diakuinya jika kabut asap dirasakan masyarakat pusat kota Banjarbaru pada pagi hari namun berangsur menghilang menjelang siang. 

Namun dikarenakan SPKUA yang terpasang di RTH Masjid Al-Munawarah hanya mampu mengukur udara hingga radius 5km, maka di lokasi rentan Karhutla seperti Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang memungkinkan memiliki kualitas udara yang lebih tidak sehat. 

"Iya secara kasat mata, cuma kemampuan alat belum bisa membaca sampai ke sana," ucapnya. 

Meski tidak dapat menyatakan mutu secara pasti melalui angka, untuk di wilayah tersebut DLH katanya merujuk pada data parameter kritis. 

Adapun parameter kritis berdasarkan data ISPU pukul 09.00 Wita hari ini di PM2,5 dengan penjelasan tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia, hewan, dan tumbuhan. 

"Kondisi terkini, kabut asap menutupi sebagian wilayah Kota Banjarbaru. Kepada seluruh masyarakat Kota Banjarbaru harap menggunakan masker apabila beraktivitas di luar ruangan, dan bagi penderita sensitif dianjurkan tetap berada di dalam rumah dan kurangi aktivitas di luar," imbaunya. 

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu atau tepatnya pada Senin (21/8), kualitas udara di IKP Kalsel juga tidak sehat, yang mana terjadi peningkatan parameter PM2,5, PM10 dan HC seiring dengan banyaknya kejadian karhutla. 

Editor


Komentar
Banner
Banner