bakabar.com, JAKARTA – Krisis energi global kini dipicu oleh cuaca yang semakin memburuk dan tingginya permintaan pasokan listrik. Pemerintah di seluruh dunia berusaha untuk menahan dampaknya terhadap masyarakat.
Dilansir dari CNN Business, pemadaman listrik bagi masyarakat sudah terjadi secara bergilir di China. Sementara pemerintah India berebut batu bara untuk membangkitkan listrik.
Di tengah krisis, masyarakat Eropa justru menyerukan larangan pemutusan sambungan listrik jika mereka belum dapat melunasi tagihannya.
“Kejutan harga ini adalah krisis yang tidak terduga pada saat yang kritis,” kata Kepala Energi Uni Eropa Kadri Simson, Jumat (8/10).
Di Eropa, gas bumi sekarang diperdagangkan dengan harga yang tinggi sekitar US$230 per barel atau naik 130 persen dari awal September. Ini menjadi mencetak rekor baru setelah harganya naik 8 kali lipat dalam setahun.
Sementara di Asia Timur, harga gas bumi sudah naik 85 persen sejak awal September dan kini harganya tembus US$204 per barel.
Di Amerika Serikat sendiri, harga gas bumi naik hingga 47 persen sejak awal Agustus. Masalah batu bara turut memicu harga naik di beberapa perusahaan Eropa. Belum dengan kebijakan karbon yang harus dibayarkan untuk membakar energi fosil menjadi listrik.
Kini harga minyak bumi ikut terkerek naik. Bank of America memprediksikan harga minyak mentah naik hingga US$100 per barel selama musim dingin. Harga ini jadi yang tertinggi dalam 7 tahun terakhir.