bakabar.com, BANJARMASIN- Masih ingat kasus penyiraman air keras dengan korban Asep Syarifuddin di Rumah Makan Capung, Banjarmasin Tengah, Selasa (11/4) silam?
Kepala Divisi Permasyarakatan Kanwil Kemenkumham Kalsel itu telah menjalani operasi rekonstruksi bedah plastik sebanyak 3 kali di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin.
Dirawat dalam ruangan Ana nomor 30, Kepala Kanwil Kemenkumham Kalsel Ferdinand Siagian selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi Asep.Kata dia, sudah 3 kali Asep melakukan operasi. Masing-masing pada 21, 23 dan 27 November kemarin.
Ditemui di sela menjenguk, ia melihat kondisi luka bakar yang menimpa Asep sudah mencapai kondisi rawan bahaya. Diagnosa doktor medis tentang keterangan akibat luka bakar tersebut tengah dinanti pihaknya.
“Kita lihat dulu 1 – 2 Minggu mendatang, apakah akan dilakukan lagi operasi,” katanya.
Pihaknya juga terus memberikan informasi kepada aparat kepolisian, demi mengungkapkan peristiwa penyiraman air keras. Apakah motif penyiraman air keras ini berkaitan dengan kasus hukum atau profesi korban? ia enggan berspekulasi.
Ferdinand mengatakan, Asep telah dimintai keterangan oleh aparat kepolisian untuk menangkap pelaku. “Apa yang diingat korban, itu yang diberitahukan juga,” katanya.
Baca Juga : Polisi Kantongi Identitas Penyiram Air Keras Pejabat Kemenkumham Kalsel
Asep, menurut Ferdinand, terakhir kali mengaku tak kenal dengan pelaku. Pada Selasa, 20 Novermber silam, pukul 19.30 Wita, di pelataran Cafe Capung, Jalanl S Parman ia mengira orang yang menyiram air keras itu adalah tukang parkir.
Saat hendak membayar parkir, saat itulah pelaku menyiramkan air keras ke wajah Asep. Pelaku melarikan diri. Sedangkan Asep mengalami luka bakardi sebagian muka di bawah mata dan dada. Tak berselang lama, ia pun dilarikan ke Rumah Sakit Insan.
Polisi Kejar Pelaku
Di tempat terpisah, Kabid Humas Polda Kalsel, AKBP M Rifai mengatakan pihaknya masih mengumpulkan alat bukti pendukung memasukan pelaku penyiraman Asep ke jeruji besi.
Tapi berdasarkan saksi dan bukti yang ada, pihaknya mengarah kepada satu nama saja. “Kita sudah membentuk tim gabungan untuk kasus ini,” katanya.Polisi menyesalkan alat bukti berupa CCTV tidak bisa digunakan untuk menangkap pelaku penyiraman.
Direktur Kriminal Umum Polda Kalsel, Kombes Pol Sofyan Hidayat sebelumnya membernarkan pihaknya sulit mengenali wajah pelaku.
Bermodal beberapa saksi mata untuk dimintai keterangan pasca kejadian berlangsung, itu belum cukup. CCTV yang berada di simpang 4 lalu lintas jalan S Parman tidak bisa diamati, lantaran mati. Saat kejadian berlangsung kondisi saat itu sudah menunjukan malam hari.
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz F