Peristiwa & Hukum

Kontraktor di Banjarmasin Diduga Jadi Korban Intimidasi Oknum Polisi

Badri, kontraktor asal Banjarmasin diduga menjadi korban intimidasi sejumlah oknum polisi Polresta Banjarmasin.

Featured-Image
Badri usai melapor ke Polda Kalsel. Dia mangaku menjadi korban intimindasi sejumlah oknum Polisi Polresta Banjarmasin. Foto: Syahbani

bakabar.com, BANJARMASIN - Badri, kontraktor asal Banjarmasin diduga menjadi korban intimidasi sejumlah oknum polisi Polresta Banjarmasin. 

Dia diduga menjadi korban intimidasi setelah terpaut hutang piutang pembangunan rumah hunian dan indekos milik seorang wanita berinisial M.

Badri akhirnya memutuskan untuk melaporkan apa yang menimpanya ke Bidpropam dan Ditreskrimum Polda Kalsel, Senin (27/5).

“Saya datang ke Polda untuk membuat laporan,” ujar Badri kepada awak media Senin siang.

Sejumlah tangkapan layar chat dan video sejumlah oknum polisi yang diduga telah melakukan intimidasi itu pun dibawa sebagai alat bukti.

Badri bercerita bahwa dia menjadi kontraktor pembangunan indekos 14 pintu di Jalan Rambai Padi, Banjarmasin Timur. Persis di belakang Polresta Banjarmasin. Dan rumah di Jalan A Yani Kilometer 8.

Awalnya kerjasama antara kedua belah pihak tersebut berjalan lancar, pengerjaan dua banguan itu dikerjakan sesuai rencana tanpa kendala apapun.

Berjalan waktu kos-kosan selesai dikerjakan. Namun, yang menjadi persoalan ketika telah diselesaikan uang sisa proyek sesuai kontrak kerja tak kunjung dibayar lunas. 

“Untuk pekerjaan sudah selesai, dan kuncinya masih sama saya. Tinggal nunggu pembayaran. Ini belum ada kesepakatan kapan dibayar. Karena kita sama-sama punya hak dan kewajiban,” jelasnya.

Sementra untuk rumah hunian di kilomater 8 dihentikan di tengah jalan. Namun sama, sisa duit sebagian pembayaran proyek yang sudah dikerjakan hingga sekarang tak kunjung dibayar.

Badri menjelaskan bahwa sisa duit yang belum dibayar M selaku pemilik berjumlah ratusan juta rupiah. Itu dihitung dari dua proyek pembangunan indekos dan rumah tersebut. 

“Rincinya masih dihitung. Mungkin ada sekitar Rp700 juta semuanya. Kalau saya sudah selesai dia harus menyelesaikan pembayarannya. Itu saja permintaan saya,” bebernya.

Yang membuat syok Badri, ketika proses pembayaran duit sisa proyek belum dilunasi, tiba-tiba saja sejumlah oknum polisi mendatangi ke lokasi dengan menggunakan mobil dinas.

“Jadi semacam ada intimidasi. Saya kurang paham tiba-tiba muncul beberapa oknum anggota polisi mereka dari Polresta Banjarmasin. Jumlahnya sekitar tujuh orang,” katanya.

Kejadian itu kata Badri tentun membuat mereka kaget dan takut. Itulah sebabnya mengapa dia harus memutuskan membawa kasus ini ke ranah hukum.

“Itu kan sudah mendownkan (menjatuhkan,red) mental pekerja saya. Saya juga malu dengan kejadian itu,” kata Badri.

Sementara itu, Kabid Propam Polda Kalsel, Kombes Pol Djaka Suprihanta saat dikonfirmasi belum memberikan respon terkait laporan adanya tersebut.

Editor
Komentar
Banner
Banner