bakabar.com, BANJARMASIN – Konsep restoran terapung pertama di Banua menjadi guyonan Pemerintah Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Sindiran itu langsung didengar Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Banjarmasin, Priyo Eko Wusono saat ke Palembang pekan lalu.
Kehadiran Priyo berserta staf-nya ke kawasan wisata Sungai Musi tidak lain studi banding perihal pengerjaan bisnis restoran terapung.
Palembang merupakan kawasan pertama yang mengusung konsep perahu terapung atas sungai.
“Kita saat ke Palembang diketawain orang, karena membangun restoran terapung itu dianggap mereka mahal sekali,” terangnya dikonfirmasi bakabar.com, Jumat.
Pemkot Palembang dalam membangun sebuah rumah makan menghabiskan Rp15 miliar. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk restoran apung di Banjarmasin tidak sebesar itu. Pembangunannya juga tak memakai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
“Dana pembangunan restoran terapung berasal koperasi, bukan dari APBD. Tapi kami tetap berjuang agar selesai,” beber Priyo.
Sejauh ini yang terkumpul hingga sekarang baru Rp600 Juta berasal dari koperasi yang memilih saham lima juta, hingga sepuluh juta rupiah.
Destinasi wisata tersebut ditargetkan rampung pada Hari Jadi Kota Banjarmasin ke 493 tahun, September mendatang.
Nantinya restoran apung bakal diisi dengan kuliner khas Banjar sebagai nilai jual untuk menjadi daya tarik wisatawan.
Baca Juga:Terkendala Dana, Restoran Apung Milik Pemkot Banjarmasin Terancam Gagal
Baca Juga:Minibus Wisatawan Kalsel Tabrak Truk di Tol Jombang
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz Fadhillah