bakabar.com, BANJARBARU - Gerak semu matahari tahunan yang bergeser ke arah utara menjadi penyebab meningkatnya cuaca panas belakangan ini.
Hal ini berpotensi munculnya titik api menjadi lebih besar dan bisa saja terjadi di beberapa wilayah di Banua.
Melihat fenomena ini, Dinas Kehutanan Kalsel bergerak cepat melakukan upaya pencegahan bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dengan berkoordinasi dengan BPBD.
Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Fathimatuzzahra, menerangkan untuk mengantisipasi potensi Karhutla, selain melaksanakan koordinasi dengan BPBD, pihaknya juga berkoordinasi dengan stakeholder terkait, seperti kementerian, Manggala Agni dan UPT dinas atau KPH.
Pihaknya juga melaksakan patroli rutin di daerah yang berpotensi rawan bencana kebakaran.
"Kami rutin memantau tinggi permukaan air gambut di wilayah sekitar Bandara Internasional Syamsudin Noor yang merupakan daerah rawan Karhutla," katanya, Senin (1/5).
Baca Juga: Serahkan Tuntutan Aksi ke DPRD Tabalong, Massa Buruh Bertolak ke Balangan
Pembinaan dan pembekalan terhadap kelompok Masyarakat peduli api (MPA) juga dilakukan agar dalam pengendalian Karhutla, masyarakat juga terlibat.
Masyarakat sebagai ujung tombak dalam pengendalian Karhutla, kata dia, perlu diberikan semangat, pembekalan dan pembinaan terhadap teknik bagaimana mengendalikan kebakaran hutan.
Baca Juga: Ribuan Buruh di Tabalong Unjuk Rasa, Bawaslu Tabalong: Jangan Ada Kampanye
Plh Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, Bambang Dedi, akan memaksimalkan peran masing-masing dari semua unsur dalam penanganan Karhutla, baik SKPD lingkup Pemprov Kalsel, pemkab/kota, TNI/Polri, swasta, organisasi dan masyarakat.
Dalam upaya mengantisipasi bencana Karhutla, BPBD Kalsel juga melakukan survei lapangan dan patroli sekaligus memantau hotspot di berbagai daerah rawan.
"700 personel akan siap dalam apel siaga Karhutla nanti," tutupnya.