bakabar.com, BANJARMASIN – Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) beserta jajarannya sambangi Kantor Yayasan Anak Jalanan Yang Baik (AL AJYB) yang berlokasi di Jalan Sutoyo S Banjarmasin.
“Kunjungan ini bermaksud memberikan apresiasi, lantaran mampu memberikan panutan sebagai pemuda solutif di tengah problematika kota Banjarmasin,” ucap Ketua DPD KNPI Kalsel, Fazrur Rahman kepada bakabar.com, Kamis (14/2).
Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin wajib menyediakan sarana dan prasarana untuk perlindungan dan pemeliharaan anak terlantar. Mengingat, Peraturan Daerah (Perda) Kota Banjarmasin Nomor 6 tahun 2017 tentang perlindungan dan pemeliharaan anak terlantar telah diketok palu oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Banjarmasin.
“Sayangnya, pemerintah kecolongan dan abai terhadap perihal tersebut,” tegasnya.
Perda tersebut dinilai mandul dan tidak terimplementasi sebagaimana mestinya. Pelaksanaannya belum masif. Padahal anak jalanan di kota Banjarmasin sangat banyak jumlahnya.
Ke depannya, DPD KNPI Kalsel bersama Yayasan AL AJYB berencana mendesak Pemko Banjarmasin untuk mewujudkan Perda tersebut menjadi payung hukum yang relevan dan mampu menyelesaikan permasalahan anak jalanan di Kota Banjarmasin.
“Kita masih susun rencana diskusi untuk membahas tuntas kasus ini. Bahkan, kita akan atur pertemuan dengan Walikota, Ibnu Sina secepatnya,” jelasnya.
Adapun, Yayasan Anak Jalanan Yang Baik (AL AJYB) diinisiasi oleh seorang aktivis pemuda berlatar belakang pendidikan keguruan, yakni Muhammad Algi Rifani.
Algi acap kali disebut sebagai Guru oleh puluhan anak jalanan di kota Banjarmasin. Semua tak lepas dari kepiawaiannya dalam membimbing. Tak sedikit anak jalanan yang berada dalam naungannya, yakni sebanyak 65 orang. Namun hanya 8 orang yang tinggal menetap di Kantor Yayasan Anak Jalanan Yang Baik.
Puluhan anak jalanan senantiasa diberikan wawasan, pengetahuan dan ajaran agama Islam. Kewajiban sebagai umat muslim, seperti shalat dan mengaji menjadi rutinitas kegiatan anak jalanan. Tak lupa pula ditekankan pada pendidikan sosial atau tata krama serta kemandirian ekonomi.
Algi dan kawan-kawan berjuang untuk melatih dan membina anak jalanan agar tidak dijustifikasi sebagai sampah masyarakat. Dominan anak jalanan tersebut masih mencari rezeki dengan cara mengamen. Untungnya, dengan pembekalan yang diberikan, mereka tidak merepotkan masyarakat.
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini