bakabar.com, BANJARBARU – Para pemuda yang tergabung dalam DPD KNPI Banjarbaru mendukung atas Festival Salikur yang digelar oleh pemkot setempat.
Hal itu dinyatakan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Banjarbaru, Gusti Adam kepada bakabar.com, Senin (3/5).
“Saya selaku Sekretaris Pelaksana Festival Salikur/lomba lampion Banjarbaru 2021, sangat mendukung kegiatan ini, karena melihat antusias pemuda dan masyarakat antar RT begitu meriah,” ujar Adam.
Adam bilang, lomba ini mengedepankan sifat gotong royong dengan mengajak kepada kemaslahatan sosial.
“Kemaslahatan yang kemudian mengarah pada tradisi tempat tinggalnya dalam rangka menyemarakkan 10 malam terakhir di bulan Ramadan,” imbuhnya.
Sebagai informasi, semarak kemeriahan Festival Salikur Banjarbaru 2021, mulai dari lomba hias lampion (tanglong) hingga jepret foto berhadiah total puluhan juta rupiah.
Festival Salikur tahun ini berbeda dari beberapa tahun sebelumnya. Jika pada sebelumnya dilakukan parade keliling dan selesai dalam satu malam. Pada tahun ini tidak ada parade, dan berlangsung lama hingga setelah lebaran.
Sebab, di masa pandemi Covid-19 kearifan lokal ini dilaksanakan sesuai protokol kesehatan, sehingga tidak ada kerumunan. Hanya juri yang akan berkeliling ke setiap RT, untuk menilai lampion di kampung yang mengikuti lomba hias lampion.
“Perlombaan akan berlangsung sejak malam 21 Ramadan hingga H-1 menjelang hari raya Idulfitri, penilaian akhir sampai setelah lebaran,” ujar Ketua Pelaksana Kegiatan, HE Benyamine kepada awak media, saat acara pelepasan juri dan panitia di Halaman Balai Kota Banjarbaru, Minggu (2/4/2021) malam.
Dijelaskannya, kriteria penilaian menyangkut tiga hal yaitu keindahan, kreativitas dan kekompakan.
“Dari 3 kriteria tersebut, kreativitas itu yang paling besar poinnya 50 persen, setelah itu keindahan 30 persen dan kekompakan 20 persen,” jelasnya.
Sedangkan untuk lomba foto bersama lampion kriteria perlombaan dibagi menjadi 3 kategori, kategori menggunakan kamera digital single lens reflex (DSLR), gawai dan selfie.
“Tujuan lomba foto ini karena kita biasa mengabaikan dokumentasi disetiap even-even besar. Dengan adanya lomba foto ini kita mendokumentasikan seluruh rangkaian kegiatan Festival Salikur," kata Ben sapaan akrabnya.
Sebanyak 55 RT telah mendaftar dalam lomba hias lampion di Festival Salikur 2021 ini, dan dewan juri merupakan seniman, budayawan serta profesional seniman tradisi di Banjarbaru.
“Ada 5 juri mereka orang seni rupa, budayawan, sama seni tradisi di Banjarbaru. Nanti juri ini bersama panitia yang akan datang menilai hias lampion ke kampung-kampung yang mengikuti lomba,” pungkas Ben.
Sementara itu Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin mengaku bangga dan sangat mengapresiasi kekompakan serta semangat para panitia juga masyarakat dalam membangkitkan kembali tradisi.
Terlebih, dalam waktu yang terbilang singkat namun antusias masyarakat memgikuti lomba diluar dari target yang direncanakan.
“Dengan keterbatasan waktu alhamdulillah pada malam hari ini kepesertaan 55 RT, dan ini di atas target kita. Festival ini sebagai bentuk mengembalikan tradisi kita yang mana sekitar 2 tahun tidak dilaksanakan,” ujar Aditya.
Melihat antusias masyarakat yang mendukung pergelaran Festival Salikur 2021 ini, Aditya berencana menjadikan kegiatan tersebut sebagai agenda tahunan.
“Mudah-mudahan ini bisa menjadi agenda kalender tahunan. Jadi kalau hari ini dadakan, besok sudah teragendakan. Dan mudah-mudahan partisipasinya melebihi dari pada yang ada sekarang,” terangnya.
Sebagai informasi, dikarenakan informasi dan sosialisasi terkait Festival Salikur 2021 ini sangat singkat, maka banyak RT yang tidak bisa lagi mendaftar karena terlambat. Meski demikian RT yang terlambat mendaftar bisa bergabung dengan RT lain yang telah terdaftar.
“Hadiah yang dipersiapkan sekitar total 22 juta untuk hadiah hias lampion, kalau untuk foto-foto ada sekitar total 8 juta,” ungkap Wali Kota Banjarbaru itu.
Terakhir ia menyampaikan bahwa tujuan dari Festival Salikur 2021 ini tidak lain untuk menjaga tradisi salikur, dan tradisi kegemaran kebiasaan masyarakat.
“Tetap kita pertahankan walaupun di dalam masa pandemi makanya kita tetap taat prokes dengan tidak ada kerumunan, cukup bikin lampion untuk kampungnya, dan juri yang datang untuk menilai,” tuntasnya.
Lomba ini pun dimulai ditandai dengan dilepasnya juri dan panitia Festival Salikur 2021 oleh Wali kota Banjarbaru.