bakabar.com, BANJARMASIN – Banjir Kalsel membuat para sopir angkutan barang bingung. Pasalnya mereka kesulitan membawa muatan dari Kalsel menuju Kalteng atau sebaliknya.
Pertama, akses jalan utama di Banjarmasin melewati Jembatan Alalak I tidak bisa, karena sedang dibangun ulang.
Kedua, Jembatan Alalak II sempat diportal karena tidak bisa dilalui dengan tonase berat.
Ketiga, akses alternatif di Jalan Gubernur Syarkawi (lingkar utara) terendam banjir. Hanya sebagian truk bisa melintas, itu pun harus ekstra hati-hati.
Keempat, ada fery penyeberangan yang dikelola swasta, persisnya di bawah Jembatan Alalak I, namun dikenakan tarif mahal dan terus melonjak.
Nah untuk yang terakhir ini, memaksa puluhan truk parkir di sepanjangan Jalan Hasan Basri, Kecamatan Banjarmasin Utara, Banjarmasin, Sabtu (23/1).
Akibatnya membuat jalan tersebut macet. Bahkan sebelumnya, sopir truk sempat menutup ruas Jalan Hasan Basri Banjarmasin tersebut.
Dari pengakuan para sopir, tarif feri penyeberangan yang ada di bawah Jembatan Alalak I sudah tidak bisa dijangkau.
"Awalnya kami nyeberang naik feri penyeberangan. Namun harganya belakangan naik. Kalau dihitung-hitung uang saku kami habis di jalan," ujar salah satu Sopir, Ariffin.
Adapun dari informasi yang dihimpun, tarif fery penyeberangan ini beragam. Truck kecil sekitar Rp 250 ribu per unit.
Truk fuso engkel dan tangki 1000 liter seharga Rp 500 ribu per unit.
Sedangkan truk tangki 1600 liter, truk lintas bak panjang dan truk elpiji mencapai Rp 1 juta per unit.
Terakhir yang paling mahal, tronton alat berat sekitar Rp 1,5 juta per unit.
“Bahkan ada kenaikan dari tarif itu,” kata Dedy, salah satu karyawan distribusi ayam di Kalsel.
Selain tarif feri mahal, puluhan sopir truck ini mengaku telah berhari-hari menunggu antrian.
Karena tidak dapat melintas, sehingga mereka menuntut pemerintah membuka akses Jembatan Alalak II di Kayu Tangi Ujung agar dapat lalui.
Mediasi terus dilakukan, hingga akhirnya portal di jembatan itu dibuka pukul 12.50 WITA tadi.
Lobi terhadap pengelola feri juga dilakukan, agar akses penyebarangan bisa dilakukan kembali.