Musim Haji

Kisah Sri Suharto, 26 Tahun Jadi Juru Parkir di Solo demi Naik Haji

Kegigihan seorang juru parkir asal Solo, Sri Suharto (70) warga asal Kelurahan Mangkubumen menabung demi berangkat ke tanah suci

Featured-Image
Calon jemaah haji asal Solo, Sri Suharto, Selasa (16/5). (Foto: apahabar.com/Fernando)

bakabar.com, SOLO - Kegigihan seorang juru parkir asal Solo, Sri Suharto (70) warga asal Kelurahan Mangkubumen RT 01, RW 12 Kecamatan Banjarsari, Solo yang menabung demi berangkat ke tanah suci patut ditiru. Kesabaran dan kegigihannya menabung sejak 1985, membuat Sri Suharto akhirnya berhasil mendaftarkan haji pada 2011 silam.

Perjuangan mengumpulkan uang demi dapat berangkat haji dilakukannya dengan tekun. Sadar, pendapatannya sebagai juru parkir yang dilakoninya pada siang hari kurang, pada malam harinya ia mengemudi becak untuk mencari tambahan.

"Dulu nabung 1 bulan bisa Rp1,5 juta. Setiap harinya kadang bisa ngumpulin Rp25 ribu kadang Rp50 ribu, gak tentu pendapatannya," ungkap Sri saat ditemui bakabar.com di tempat kerjanya di daerah Mangkubumen, Selasa (16/5).

Baca Juga: Didatangi Kemenag hingga 3 Kali, 82 Calon Jemaah Haji di Solo Menunda Keberangkatan

Sri sempat gelisah, seiring dengan perkembangan teknologi, pekerjaan sampingannya sebagai tukang becak kian tergusur dengan semakin menjamurnya moda transportasi ojek online.

Karena alasan itulah, hingga kini ia menekuni profesinya sebagai juru parkir dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Nyaris setiap hari ia menjalani pekerjaan tersebut tanpa libur.

Baca Juga: Sebanyak 2.878 Calon Jemaah Haji Asal Jambi Lunasi BPIH

Adapun jasa parkir yang dipatok untuk kendaraan bermotor roda dua sebesar Rp2.000. Sedangkan kendaraan beroda empat sebesar Rp3.000.

"Dalam sehari biasanya bisa meraup pendapatan Rp 100.000. Setelah pandemi Covid-19, sehari paling dapat Rp 35.000 - Rp 38.000 dalam sehari," terangnya.

Sri Suharto seorang juru parkir calon jemaah haji asal Solo. Foto : bakabar.com/Fernando
Sri Suharto seorang juru parkir calon jemaah haji asal Solo. (Foto: bakabar.com/Fernando)

Sri juga berkisah selama menjalani profesinya sebagai juru parkir, sejumlah cobaan masalah juga pernah dihadapinya yakni dua kali ia harus terpaksa pindah lahan.

Pertama, Sri sempat menjadi juru kunci di SMA Muhammadiyah 2 Solo. Saat menjalankan perannya tersebut, Pemkot Solo mengeluarkan kebijakan parkir motor harus berada di lahan sekolah. Kondisi tersebut yang membuatnya harus pindah lahan.

HALAMAN
12
Editor


Komentar
Banner
Banner