bakabar.com, BANJARMASIN - Kisah Nabi Luth dan kaum Sodom sangat jelas tertera dalam Alquran.
Nabi Luth merupakan anak keponakan dari Nabi Ibrahim. Ayahnya bernama Haran (Abara’an) bi Azar yakni saudara kandung Nabi Ibrahim. Ayahnya memiliki kembabatan bernama Nahor.
Nabi Luth menikah dengan seorang wanita bernama Wali’ah dan dikaruniai dua putri yakni Raitsa dan Zaghrata.
Nabi Luth diangkat menjadi rosul saat Nabi Ibrahim masih hidup. Keduanya sempat menyiarkan agama Islam di Mesir, dan memiliki peternakan.
Diceritakan, Nabi Luth mendapat perintah dari Allah untuk menyambangi dan menetap di sebuah daerah bernama Sadum (Sodom). Wilayah tersebut terletak di Yordania.
Di dalam Alquran, kaum Sadum (Sodom) dijelaskan sebagai kam yang melampau batas.
Kaum Sodom berisi orang-orang tercela yang jauh dari ajaran Allah karena mereka menyukai sesama jenis dan pergaulan bebas.
Dalam amanahnya, Nabi Luth diminta oleh Allah untuk menyadarkan kaum Sodom dan mengenalkan ajaran Allah.
Sesampainya di Sodom, Nabi Luth terkejut karena maraknya pencurian hingga penyuka sesama jenis.
Menurut Surat Al-A’raf ayat 80 dan Al-Ankabut ayat 28 kaum Sodom merupakan kaum pertama di dunia yang melakukan perbuatan keji yakni menyukai sesama jenis.
Nabi Luth menyiarkan ajaran Allah secara perlahan dan memberitahukan bahwa apa yang dilakukan mereka adalah tindakan sesat.
Bukannya sadar, kaum Sodom malah memusuhi, mengancam, menolak dengan keras dan mengusir Nabi Luth dari negeri Sodom.
Meskipun menemui sejuta rintangan, Nabi Luth tetap tabah dan bersabar.
Ia tak pernah membalas ataupun merasa marah dengan perlakuan kaum Sodom.
Nabi Luth kemudian mengingatkan tentang balasan dan azab Allah yang akan menimpa orang-orang tercela.
Dengan keberanian, Nabi Luth tetap menyuarakan kebenaran dan percaya bahwa Allah akan melindunginya.
Setelah melewati perjuangan yang sulit, satu per satu kaum Sodom mulai sadar dan meninggalkan perbuatan keji tersebut lalu beriman kepada Allah.
Meski begitu, jumlah orang yang berhasil disadarkan masih sedikit dibandingkan mereka yang melakukan maksiat.
Bahkan, Nabi Luth pernah mendapat ancaman akan dibunuh dan menantang Nabi Luth untuk menunjukan dan mendatangkan azab Allah yang selalu ia sampaikan.
Mendengar hal itu, Nabi Luth lantas memohon perlindungan dan pertolongan Allah.
Kemudian, Allah menurunkan dua malaikat ke Bumi untuk menyamar menjadi manusia dan memberikan azab bagi kaum Sodom.
Kedua malaikat tersebut menyamar sebagai pria tampan lalu menemui Nabi Luth. Lalu, Nabi Luth membawa keduanya ke rumah diam-diam agar terhindar dari kaum Sodom.
Namun sayangnya, istri Nabi Luth berkhianat setelah mendapatkan harta dunia.
Ia memberitahu kaum Sodom bahwa ada dua pria tampan di rumahnya. Masyarakat Sodom lantas menyerbu rumah Nabi Luth dan terjadilah pertikaian.
Tiba-tiba Allah menurunkan azab dengan menghilangkan penglihatan para kaum Sodom. Sehingga mereka meninggalkan rumah Nabi Luth dalam keadaan buta.
Kedatangan kedua malaikat tersebut bermaksud menyampaikan kabar bahwa Allah akan menurunkan azab kepada kaum Sodom pada waktu subuh, sehingga Nabi Luth dan orang-orang yang beriman diminta untuk segera meninggalkan negeri Sodom.
Saat perjalanan meninggalkan negeri Sodom, Nabi Luth memerintahkan untuk tidak menengok ke belakang selama perjalanan.
Namun, istri Nabi Luth lagi-lagi berkhianat dan memilih kembali ke negeri Sodom bergabung bersama orang-orang kafir.
Saat subuh tiba, Allah mendatangkan gempa bumi, angin kencang dan hujan batu hingga negeri Sodom hancur bersama orang-orang tercela di dalamnya.
"Dan Kami turunkan kepada mereka hujan [batu]; maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu," bunyi Alquran Surat Al-A’raf ayat 84.
Ada banyak pembelajaran yang bisa diambil dari kisah Nabi Luth dan kaum Sodom ini.
Nabi Luth sangat berani mengutarakan kebenaran meskipun banyak orang berbuat jahat padanya.
Nabi Luth juga tetap sabar dan memaafkan orang-orang yang membencinya.
Kedermawanan Nabi Luth tak pilih kasih bahkan terhadap kaum Sodom yang mau bertaubat dan kembali ke jalan Allah.