bakabar.com, BALI - Bank Kalsel mencetak sejarah baru. Hingga 16 Oktober 2025, penyertaan modalnya resmi tembus Rp3,8 triliun. Ini melewati syarat Modal Inti Minimum (MIM) Rp3 triliun dari OJK.
“Ini bukan sekadar patuh regulasi. Ini bukti nyata sinergi kuat antara pemda dan Bank Kalsel,” ujar Direktur Kepatuhan Bank Kalsel, Mitra Damayanti, mewakili Dirut Fachrudin saat Gathering Media dan Ekspos Kinerja Bank Kalsel di Bali, Kamis (16/10).
Dengan modal jumbo ini, Bank Kalsel siap tancap gas membiayai sektor produktif, khususnya UMKM, dan memperkuat peran sebagai penggerak ekonomi daerah.
Tak hanya itu. Kinerja keuangan Bank Kalsel juga mengilap. Aset naik tajam dari Rp26,66 triliun (2024) ke Rp35,36 triliun per Oktober 2025. Laba bersih pun ikut terbang, tumbuh 31,96% jadi Rp399,37 miliar.
Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 38,61% ke Rp28,35 triliun, terdiri dari; Giro: Rp13,95 T, Tabungan: Rp5,59 T, Deposito: Rp8,81 T
Kepala Divisi Perencanaan dan Kinerja, Deddy Setiawan, menegaskan rasio keuangan Bank Kalsel tetap solid: CAR tinggi, ROE optimal, NIM & BOPO terjaga, NPL aman di bawah batas, dan CASA stabil.
"Bank Kalsel tetap masuk kategori bank sehat," tegas Deddy.
Kini Bank Kalsel terus memperluas layanan. Empat Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) baru dibuka di Tanjung, Rantau, Kotabaru, dan Marabahan.
Layanan digital juga makin canggih dengan 161 mesin ATM diganti jadi Cash Recycle Machine (CRM), Smart Branch System (SBS) mulai diterapkan, 592 agen ADINK aktif layani daerah terpencil.
Tak hanya itu, Bank Kalsel bersiap jadi Bank Devisa pada kuartal IV 2025. Artinya, bank ini segera bisa melayani transaksi valas, ekspor-impor, dan transfer internasional.
Pengembangan unit syariah jadi prioritas. Deddy menyebut KCPS di empat wilayah dipilih berdasarkan potensi ekonomi dan permintaan layanan keuangan syariah.
“Kami ingin bantu UMKM naik kelas lewat layanan yang adil, transparan, dan berkah,” ujarnya.
Dengan modal kuat, aset tinggi, dan inovasi layanan, Bank Kalsel terus tumbuh jadi bank daerah yang tangguh; sehat, adaptif, dan inklusif.
“Fokus kami tetap satu: tumbuh bersama daerah dan hadirkan layanan terbaik untuk masyarakat Kalsel,” tutup Deddy optimistis.
