bakabar.com, RANTAU- Hari Raya Idul Fitri merupakan hari kemenangan bagi umat Islam yang telah melaksanakan puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan suci dan menjadikan diri kembali fitrah seperti bayi yang baru dilahirkan, demikian dikatakan KH Hamdani Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Kabupaten Tapin.
"Tentang bagaimana kita sebagai umat muslim memperingati Idul Fitri. Dimana puasa ini merupakan latihan bagi umat islam untuk menjaga hatinya, lisannya, pikirannya dan seluruh anggota tubuhnya," katanya.
Menurutnya, pada malam dalam rangka menyambut Idul Fitri itu adalah malam yang mustajabah (istimewa), malam hari raya itu malam yang paling baik digunakan untuk beribadah kepada Allah SWT untuk menyampaikan doa dan segala hajat.
“Malam hari raya itu malam yang sangat baik untuk beribadah, jangan kita nodai dengan hura-hura yang merugikan dan mubazir,” ujarnya kepada bakabar.comsaat bertandang ke rumahnya, belum lama ini.
Menanggapi fenomena yang terjadi di sebagian kalangan masyarakat yang memperingati malam hari raya dengan hiburan. Hura-hura misalnya pesta kembang api atau petasan dan hal yang bersifat mubazir yang tidak mengarah pada ajaran kebaikan dalam Islam.
“Jangan lah kita lupakan esinsi (Hakikat) malam hari raya dengan melakukan kegiatan yang tidak sepatutnya dikerjakan umat muslim,” ucapnya.
Seharusnya, kata KH Hamdani, malam yangdiberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk berdoa menyampaikan hajat.
“Harusnya kita pada malam itu mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan malah sebaliknya,” katanya.
Menurutnya, setelah puasa insan menjadi bersih dalam artian hati menjadi qalbun salim (Kalbu yang bersih) dan nafsu menjadinafsu mutmainnah (Jiwa yang telah mendapatkan ketenangan).
“Maka dengan dua itulah kita kembali kepada fitrahnya,” tutupnya.
Baca Juga:Siapakah Muslim yang Boleh tidak Berpuasa Ramadan?
Baca Juga:5 Hal yang Dianjurkan ketika Berpuasa
Reporter: AHC05
Editor: Aprianoor