apahahabar.com, JAKARTA - Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Arist Merdeka Sirait meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (26/8). Ia selama ini bergelut dengan penyakit infeksi kadung kemih.
Agustinus Sirait, adik dari Arist Merdeka Sirait mengungkap jika almarhum selama ini mengidap sakit infeksi saluran kemih.
"Jadi dia terkena penyakit infeksi saluran kemih dan infekdinya itu mungkin sudah menyebar ke beberapa fungsi misalnya hati, paru2 dan jantung," kata Agustinus, di Rumah Duka Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Sabtu (26/8).
Baca Juga: Breaking! Ketua Komnas Perlindungan Anak Meninggal Dunia
Lebih lanjut, Agus mengaku jika sang kakak, Arist Merdeka Sirait sebelumnya tak pernah sakit. beberapa bulan terakhir almarhum mengeluh sakit saat buang air kecil.
"Beliau ini enggak pernah sakit ya, kecuali pasang ring jantung. Tiga periode masuk rumah sakit ini berdekatan dan yang dirasakan adalah sakit ketika buang air kecil," tuturnya
Sempat tiga kali menjalani perawatan, kemudian dokter mendiagnosa almarhum terinfeksi saluran kandung kemih, dan dirawat selama 10 hari lamanya.
"Sebenarnya di periode kedua masuk rumah sakit sudah dinyatakan sembuh ternyata mungkin tuhan berkehendak lain. Hari ini jam 8.30 harus meninggalkan kita," tukasnya.
Baca Juga: Berita Duka! Aktris Senior Indonesia, Nani Wijaya Tutup Usia
Sebelumnya, kabar duka datang dari Arist Merdeka Sirait diktehui dari unggahan akun Instagram Ketua Komnas Perlindungan Anak DKI Jakarta Cornelia Agatha, Sabtu.
"Selamat jalan, Pak Arist. Terima kasih atas ketulusan hati dan semua jasa Bapak yang tak pernah lelah memperjuangkan nasib anak-anak di Indonesia," tulis Cornelia dalam keterangan unggahan tersebut.
Baca Juga: Bahaya untuk Tubuh, Komnas Anak Dukung BPOM Soal Aturan Free Label BPA pada Kemasan Makanan
Arist Merdeka meninggal dunia di usia 63 tahun. Sosok sangat dikenal dikalangan aktiivis, terutama mereka yang bersinggungan dengan masalah anak Indonesia.
Arist konsisten dijalannya dengan membela hak-hak anak di Tanah Air, sehingga kerap menjadi inspirasi para pegiat Hak Asasi Manusia (HAM), termasuk Cornelia.
"Kami tidak akan berhenti untuk meneruskan perjuangan bapak," lanjutnya.